Senin, 22 Oktober 2012

Wow, Soal UN 2013 Ada 20 Variasi?

Kisi-kisinya Akan Dilansir Oktober

Karena masih ada kecurangan UN, pemerintah berupaya lebih untuk meminimalkan hal itu tahun depan. Caranya, membuat soal dalam 20 variasi atau lebih.
........................................
Menurut Nuh, tingkat kelulusan UN memang meningkat dan kejadian menyontek terus turun. “Tapi, untuk meningkatkan proses kejujuran siswa dalam mengerjakan soal, harus terus dilakukan pembenahan.”
Namun rupanya tak mudah melangkah ke arah itu. Rencana pemerintah membuat 20 variasi soal Ujian Nasional untuk setiap mata pelajaran di setiap ruang ujian, memerlukan persiapan khusus. Diantaranya adalah panitia memajukan jadwal melansir kisi-kisi soal UN 2013. Melalui kisi-kisi ini, calon peserta UN bisa lebih dini mempersiapkan diri.
Kepala Badan Penelitian dan Pe-ngembangan (Kabalit-bang) Kementerian Pendidikan dan Kebu-dayaan (Kemendik-bud) Khairil Anwar Notodiputro di Jakarta kemarin (14/9) menjelaskan, pihaknya sudah menyelesaikan pembuatan draf kisi-kisi soal Unas. "Terutama yang untuk SMA sederajat," kata dia.
Dia menjelaskan, draf kisi-kisi soal itu harus lebih dulu dilaporkan ke Badan Standarisasi Nasional Pendidikan (BSNP). Setelah mendapat pengesahan dari BSNP, baru kisi-kisi ini dilansir atau disebarkan ke masyarakat. Sehingga bisa dimanfaatkan para guru dan siswa jelang menghadapi UN tahun depan.
Khairil mengatakan biasanya kisi-kisi soal UN baru diumumkan menjelang akhir tahun. "Tahun lalu (2011, red), kisi-kisi baru kita keluarkan akhir November," kata dia. Untuk kisi-kisi soal UN 2013, Khairil menargetkan sudah bisa diumumkan kepada masyarakat Oktober mendatang.
Dia lantas mengatakan, kisi-kisi soal UN ini bukan disebarkan ke masyarakat dalam bentuk butir-butir soal ujian layaknya seperti di lembar soal unas. Sebaliknya, kisi-kisi ini disebar ke masyakarat dalam bentuk uraian.
"Contohnya untuk mata pelajaran mate-matika, ada kisi-kisi yang bunyinya mencari akar persamaan kuadrat," kata Khairil.
Melalui kisi-kisi soal UN ini, para guru maupun siswa bisa fokus dalam belajar. Pada guru diharapkan bisa membuat soal-soal latihan menjelang unas melalui kisi-kisi tersebut.
Dengan demikian, dia menghimbau masyarakat tidak tertipu dengan potensi praktek-praktek kejahatan. Misalnya, ada pihak yang mengaku memiliki butir-butir soal yang tingkat kemiripannya dengan soal UN mencapai 75 persen atau bahkan 100 persen. Praktek ini tentu tidak benar, sebab sampai saat ini pemerintah belum menyusun butir-butir soal UN.
Khairil juga menjelaskan jika kisi-kisi soal unas yang disebar ke masyarakat nantinya juga menjadi dasar bagi tim pembuat soal. Saat menyiapkan butir-butir soal unas, seluruh anggota tim pembuat soal nantinya wajib merujuk pada kisi-kisi soal tersebut.
"Jadi kerja tim pembuat soal dengan materi yang dipelajari siswa nyambung," ucap Khairil. Dia menegaskan, panitia menghindari kasus ada siswa yang merasa soal unas tidak pernah diajarkan selama di sekolah. Terkait keberadaan 20 variasi soal, Khairil mengatakan menjadi sebuah tantangan bagi panitia karena harus menyiapkan butir soal yang cukup banyak.

Kinerja Pembuat Soal
Sementara itu Prof Djoko Suryo, pengamat pendidikan dan kebudayaan dari UGM, menilai, semakin banyak variasi soal, akan semakin meredam aksi penjual bocoran soal. Namun perubahan dari 5 variasi soal menjadi 20 varian memerlukan kajian tersendiri agar tidak menjadi beban negatif aspek lainnya.
Pemerintah juga harus memperbaiki kinerja panitia pembuat soal, mengingat selama ini masih banyak soal yang salah ketika dibagikan ke peserta ujian. “Jumlah tenaga pembuat soal harus ditambah, dan ini menyangkut biaya lebih besar,” kata dia.

Dikritik
Guru Besar Matematika Institut Teknologi Bandung, Iwan Pranoto, menilai rencana pemerintah membuat 20 variasi soal ujian nasional sebagai hal yang mustahil. "Membuat dua soal yang sama saja sulit sekali, apalagi 20. Ini mudah dikatakan tetapi sulit dikerjakan," katanya kepada Tempo, Selasa, 11 September 2012.
Dikatakan Iwan, paket soal ujian nasional yang berbeda pun harus memiliki tingkat kesulitan yang sama. Tujuannya, agar tak ada siswa yang diuntungkan maupun dirugikan dari jenis soal yang berbeda.
Pendapat serupa juga disampaikan pemerhati pendidikan dari Education Forum, Elin Driana. Dia mengatakan variasi soal yang dibuat pemerintah untuk memperketat pengawasan Ujian Nasional 2013 harus dipastikan memiliki tingkat kesulitan yang setara.
Soal UN yang berdampak besar bagi siswa harus dibuat dengan berbagai pertimbangan.
“Setidaknya ada empat aspek yang harus diperhatikan yakni reliabilitas, validitas, tingkat kesulitan yang sama, dan tidak bias,” kata Elin.
Keempat aspek tersebut menurut dia perlu diperhatikan benar agar soal, meski berbeda paket, tetap setara.
“Pemerintah harus bisa menunjukkan bahwa meskipun paket soalnya berbeda, tetapi kedua puluh paket soal itu tingkat kesulitannya sama,” tutur Elin.
Rencana membuat variasi soal UN hingga 20 jenis disampaikan kemarin, Senin, 10 September, oleh Menteri Pendidikan Muhammad Nuh dalam rapat kerja dengan Komisi Pendidikan Dewan Perwakilan Rakyat. Pengetatan tersebut dilakukan terkait rencana pemerintah mengintegrasikan hasil ujian sebagai instrumen masuk perguruan tinggi.
"Jadi tak mungkin menyontek karena setiap peserta dalam satu kelas soalnya berbeda,” kata Nuh.
 (jps/kom/ganesha/nt)

Tidak ada komentar: