Kamis, 18 Oktober 2012

Kemendikbud Terlalu Bersemangat, Sosialisasi Hanya Seminggu

Uji Kompetensi Guru sudah berjalan. Ada banyak kisah “seru” seputar UKG ini. Tentang Pusat yang terlalu bersemangat dan daerah yang ‘pontang-panting” menyiapkan tempat dan perangkat tes. Lalu guru peserta dengan beragam potensi. Dan hasilnya? Simak saja liputan Ganesha berikut ini.
...............................
Akhirnya  Pelaksanaan Uji Kompetensi Guru (UKG) di Kabupaten Ciamis berlangsung juga. Tes ini dimulai  tanggal 30 Juli hingga 5 Agustus 2012.
Praktis di tengah bulan Ramadhan, para guru ditempa fisik dan mentalnya. Mereka berburu tempat tes UKG yang tersebar di beberapa tempat sejak pagi hingga sore hari menjelang berbuka puasa.
  Sebanyak 6.442 peserta yang terdiri dari 4.079 guru SD, 1.551 guru SMP, 666 guru SMA, 69 guru SLB dan 67 guru TK mengikuti UKG yang baru pertama kali digelar tersebut. Dalam satu hari, pelaksanaan terbagi dalam 3 shift. Shift pagi pukul 7 hingga pukul 10. Shift kedua pukul 10.30 hingga 13 siang dan  shift ketiga pukul 14 hingga pukul 16.30 sore.

Sempat Tak Konek
Namun tak disangka, pada hari pertama shift pertama, jaringan internet mengalami gangguan. Tidak ada koneksi antara server di Tempat Ujian Kompetensi (TUK) dengan server di Kemendikbud. Kontan panitia daerah bingung, guru peserta pun galau. Meski sudah berada di depan laptop, mereka tak bisa melaksanakan tes. Hingga waktu shif pertama habis di beberapa daerah mereka tak sempat menjawab satu soal pun. 
Kejadian ini menurut operator TUK di SMAN 3 Ciamis tidak hanya berlangsung di Kabupaten Ciamis saja namun juga di seluruh wilayah Propinsi Jawa Barat bahkan di Jawa tengah dan Yogyakarta.
“Saya baru saja dapat informasi dari Garut, katanya sama belum bisa online”, ujar Dedi, operator TUK SMAN 3 Ciamis. Bahkan hingga pukul 9 lebih, baru beberapa propinsi yang bisa connect dengan Kemendikbud. Diantaranya Maluku, Papua, dan Jambi.
Pada pukul 10 pagi jaringan baru bisa online. Ini dapat terlihat dengan munculnya menu login pada layar monitor.
Bagi peserta ujian shift pertama tersebut kondisi demikian melegakan sekaligus menjengkelkan. Karena dengan terpaksa mereka harus mengikuti UKG pada waktu yang lain.
“Saya kecewa sekali, sudah datang dari pukul 6 pagi tapi tidak bisa ikut ujian”, ujar seorang peserta dari salah satu SMP di kota Ciamis saat Ganesha memantau di TUK SMAN 3 Ciamis.
Bahkan tidak hanya shift satu saja yang tidak bisa ikut ujian, di SMPN 1 Panumbangan peserta shift kedua yang berlangsung dari pukul 10.30 hingga 13.00 tidak bisa ikut ujian pula. Karena hingga pukul 13.00 server belum bisa online.

Ujian Susulan & Data Guru

Kasubag Kepegawaian Disdik Kabupaten Ciamis U. Sukiman mengatakan, bagi peserta yang tidak bisa ikut ujian karena kejadian tersebut atau tidak bisa hadir sesuai jadwal, dapat mengikuti ujian pada saat jadwal kosong atau mengikuti ujian setelah jadwal keseluruhan selesai.
 “Di Kabupaten Ciamis pelaksanaan UKG hingga tanggal 5 Agustus tetapi untuk tingkat nasional hingga tanggal 12 Agustus,” kata Sukiman. 
Oleh karenanya, peserta yang tidak bisa ujian karena mendapat gangguan teknis tadi dapat ikut ujian susulan mulai tanggal 6 hingga 12 Agustus 2012.
Sukiman menambahkan, ada peserta UKG yang mengalami kendala dari pusat, yaitu tidak mendapat soal walaupun sudah memasukan data pribadi, seperti NUPTK dan sertifikat pendidik. Contohnya untuk  guru SMP tidak ada soal pelajaran Lingkungan Hidup dan Bahasa Sunda. Untuk guru SMA tidak ada soal mata pelajaran Bahasa Indonesia, PPKN, dan BK. Mereka akan ikut UKG pada jadwal berikutnya.
“Itu tanggungjawab dari pusat. Bukan daerah. Mereka dijadwalkan ikut UKG bersama Pengawas,” jelas Sukiman. 
Dia mengungkapkan, para Pengawas, baik Pengawas TK/SD yang berjumlah 132 maupun Pengawas bidang studi yang berjumlah 43 orang akan mengikuti UKG tanggal 1 hingga 6 Oktober 2012 bersama guru SMK yang berjumlah 129 orang.
“Guru SMK tidak mengikuti UKG saat ini karena soal-soalnya di Kemendikbud belum siap,” jelas Sukiman.

 Tak Ada Gaptek?
Mengenai kemampuan para peserta UKG dalam menggunakan peralatan komputer nampaknya tidak ada kendala. Ganesha yang memantau di beberapa lokus tidak melihat guru yang benar-benar gaptek. Walaupun memang pada awal-awal pelaksanaan ujian terlihat kaku dan masih bingung.
Hal ini diakui oleh operator TUK SMPN 1 Cisaga Agus Ramdhan.
“Awalnya memang kaku tetapi berikutnya lancar karena software soal dibuat sedemikan rupa agar mudah dioperasikan. Di keyboard hanya ada 9 tombol yang berfungsi ketika ditekan. Menjawabnya pun bisa menggunakan mouse”, jelasnya.
Lancarnya para peserta ujian dalam mengisi soal tidak lepas dari upaya sosialisasi dan pelatihan yang telah dilaksanakan peserta. Khususnya peserta dari guru SD. Sebelumnya di sejumlah UPTD Pendidikan dilaksanakan pelatihan menggunakan komputer berikut latihan ujian berdasar kisi-kisi yang diperoleh dari website Kemendikbud. Seperti yang pengalaman Taryati guru SDN 1 Sidamulya Kepel Cisaga. Menurutnya, dia bersama guru yang lain mengikuti pelatihan dan mendapat kisi-kisi yang diberikan oleh pihak UPTD Pendidikan Kecamatan Cisaga.

Nilai Rata-rata
Pada kegiatan yang baru pertama kali dilaksanakan ini, rata-rata nilai peserta UKG ternyata tidak mencapai batas minimal atau KKM yang ditentukan yaitu 70. Berdasarkan informasi dari beberapa operator, nilai rata-rata yang dapat diraih peserta berkisar antara 30 hingga 65. Namun ada juga yang bisa mencapai angka 70 tetapi sangat sedikit.
“Di sini ada yang pernah mencapai angka 83 itu pun satu orang,” jelas Agus Ramdhan, operator TUK SMPN 1 Cisaga.
Bahkan di TUK SMPN 1 Cijeungjing pada hari pertama hanya satu orang yang mencapai nilai 70.
“Rata-rata nilainya 50”, jelas seorang operator dari TUK SMPN 1 Cijeungjing.
Perolehan nilai yang rata-rata rendah tersebut diakui oleh Sukiman. Berdasar hasil pemantauannya di sejumlah lokus atau TUK, rata-rata nilai berkisar antara 35 hingga 65.
“Ada juga yang nilainya 30 bahkan ada pula yang sampai 80 puluh”, katanya.
Menurutnya, keadaan tersebut bisa dimaklumi. Apalagi untuk guru Bahasa Inggris yang narasi soalnya terlalu panjang, sulit untuk memahaminya.
Secara umum, walaupun ada kendala dan hasilnya di bawah KKM, pihak Disdik Kabupaten Ciamis, menurut Sukiman, merasa puas atas penyelenggaraan UKG yang baru berlangsung ini. Karena dari awal sudah melakukan berbagai persiapan walaupun menghadapi berbagai kendala. Saat pelaksanaan, kendala-kendala tersebut dapat diatasi kecuali yang bersumber dari Kemendikbud.
“Kalau masalah hasil, kita tunggu saja perlakuannya. Yang pasti, kita TNI. Turut, Nurut, dan Ikut kebijakan pemerintah,” pungkas Sukiman.

Waktu Sosialisasi  Mepet
Sementara itu PLt Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, H. Tatang, S.Ag., M.P.d., mengatakan pihaknya memahami keluhan-keluhan di antara para guru bahwa Kemendikbud belum mensosi-alisasikan kegiatan UKG. Menurutnya, di Kabupaten Ciamis sendiri jauh-jauh hari isu UKG sudah dikomunikasikan. Namun secara resmi kegiatan UKG ini disosialisasikan seminggu sebelum pelaksanaan. Yang pertama, berlangsung di SMPN 1 Pangandaran, diikuti 10 kecamatan di wilayah selatan Ciamis. Yang kedua, di aula Disdik untuk wilayah Ciamis utara dan barat. Kegiatan tersebut diikuti oleh perwakilan saja, yaitu Kepala UPTD Pendidikan, utusan Kepala SD, SMP, SMA, SMK.
“Sehingga disadari jika ada guru-guru yang belum tersosialisasikan karena waktunya yang sangat singkat,” katanya.
Namun demikian, menurut H. Tatang, dari 26 lokus TUK nampak ada kondusifitas pelaksanaan. Hanya hari pertama saja ada kendala karena ada gangguan koneksi internet di shift pertama.  “Itu di luar jangkauan kita,” ujarnya.

Tanggapan Peserta
Salah seorang peserta di Kota Ciamis, Dr. Agus Sumantri mengatakan, kemungkinan rendahnya nilai UKG bisa terjadi karena menurutnya,  soal-soal yang diujikan sudah jauh keluar dari kisi kisi yang sebelumnya sudah dapat dipelajari oleh peserta UKG.
“Bagaimana hasil tes akan maksimal kalau soal melenceng seperti itu dan penulisannya kurang baik?“ tanyanya.
Ia menambahkan secara keseluruhan dirinya kurang puas tentang UKG.  “Secara keseluruhan pelaksanaan ujian kurang mulus, hal ini menurut saya karena Kemendikbud terlalu "bersemangat " untuk melaksanakan uji kompetensi guru dengan sistem online,” katanya. Sebaliknya, Agus menilai Kemendikbud tidak mempertimbangkan atau mungkin lupa bahwa Indonesia wilayahnya luas. Bahkan kata Agus, masih ada wilayah Indonesia yang masih sulit untuk akses internet. Selain itu Kemendikbud belum pernah melakukan try out  (uji coba).
“Selain soal-soalnya harus lebih valid,  Kemendikbud sebaiknya mempersiapkan dulu perangkat IT-nya dan adakan dulu uji coba. Dan kalau sudah bagus, baru lakukan ujian yang sebenarnya,” saran Agus yang juga kepala SMPN 2 Ciamis.
Mendikbud Mohammad Nuh mengakui memang UKG sempat mengalami kekacauan. Kekacauan UKG disebabkan karena urusan teknis.“Jadi solusinya dengan cara teknis juga,” katanya.
Meski sempat bermasalah di mana-mana, Nuh menegaskan UKG jalan terus. Dengan kekacauan ini, dia berjanji menyiapkan UKG lebih matang pada tahap kedua nanti.” Jika sambungan internet di suatu tempat uji kompetensi (TUK) masih kecil, ya harus ditingkatkan.” ujar M.Nuh.
 (arief/agus ponda/ganesha)

Tidak ada komentar: