Sabtu, 02 Februari 2008

Ngaguar Kamelang Bale Sawala Galuh Raya


"Hanacaraka Data Sawala"

Sawalakeun…
Naon anu jadi titis diri kasajatian
urang Tatar Galuh
Naon anu jadi kameumeut, kareueus, kasono
urang Tatar Galuh
Sawalakeun deui
Naon anu jadi kamelang, kahariwang, katugenah
urang Tatar Galuh
Bagja diri, cilaka diri…
Hiji pagunem nu lain catur pikeun batur
Tetep sawalakeun, yen….
Galuh tetep Galuh,…
Urang Galuh tetep urang Galuh
Tatar anu ngujur acan ujur,
Galuh anu luhung acan kaduhung

"Hanacaraka Data Sawala padadjayanya mahabatanga" yang artinya ada utusan yang datang lalu bertengkar. Keduanya sama gagahnya, tetapi keduanya kemudian menjadi mayat. Adalah sebuah syair dari Rd. Ronggowarsito. Berangkat dari syair yang isinya dapat mengingatkan akan salah satu peristiwa serangan Mataram ke Tatar Galuh yang mengakibatkan terjadinya banjir darah, Bale Sawala Galuh Raya yang dikoordinir oleh Toni Apriantoni Ikhlas, SH, menggelar sebuah acara apresiasi budaya yang bertajuk "Ngaguar Kamelang" dengan tema "Galuh Baheula Inspirasi Pikeun Galuh Kiwari" pada Sabtu, 26 Januari di Padepokan Seni Rengganis Ciamis.
Gagasan dari Bale Sawala Galuh Raya ternyata cukup mendapat respon dan apresiasi yang positif dari berbagai tokoh masyarakat. Nampak hadir pada kesempatan itu R. Toyo Jayakusumah, keturunan dari Bupati Ciamis pertama RA. Kusumadiningrat. Etom Suryana dari paguyuban Galuh Binangkit. Rita, S.Sn., dosen karawitan STSI Bandung. RA. Masmu, tokoh masyarakat Ciamis, Drs. Muchtar, Pengawas TK/SD Kec. Ciamis, Drs. Nana Sumriana Kasi Kesenian Disbudpar Kab. Ciamis, Encim, S.Pd. Pengawas Mapel Seni dan Budaya SMP. Dari sekitar 100 orang yang hadir, nampak cukup mendominasi para seniman, baik dari seniman tradisi maupun seniman kontemporer.
Apresiasi budaya "Ngaguar Kamelang" yang inti permasalahannya ingin mengajak kembali masyarakat Tatar Galuh untuk membuka kembali lembaran-lembaran sejarah Galuh sebagai pijakan dalam membangun Kabupaten Ciamis. Baik dari sisi budaya, ekonomi maupun sosial.
Bukan tanpa alasan Bale Sawala Galuh Raya punya perhatian terhadap nafas ke-Galuh-an yang saat ini hanya nampak pada casing-nya saja. Seperti diceritakan oleh Toni Ikhlas, bahwa dalam berbagai kehidupan masyarakat Ciamis, nama Galuh selalu menyertainya. Seperti Universiatas Galuh, Gelanggang Galuh Taruna, Galuh Rahayu, Viking Galuh, Persatuan Sepak Bola Galuh, Dewan Kesenian Galuh, Stadion Galuh, Pasar Galuh Kawali, dll. Akan tetapi perhatian peme-rintah dan masyarakat Ciamis sendiri terhadap aura ke-Galuh-an yang sejati sampai saat ini belum terasa denyutnya. Salah satunya, diungkapkan oleh seorang mahasiswi jurusan sastra Jepang, bahwa dia lebih mengenal sejarah Jepang yang memang dipelajarinya dibandingkan dengan sejarah Tatar Galuh. Missing-link tersebut diharapkan dapat segera ditautkan kembali dengan memasukkan muatan lokal sejarah Tatar Galuh ke sekolah-sekolah.
Acara yang dimulai pada pukul 20.00 ini diawali dengan tembang Cianjuran dari Sanggar Dadak-sakala Kawali pimpinan Yaya Ganda Koncara. Kemudian dilanjutkan dengan Sendratari dari Padepokan Rengganis yang berjudul "Bedah Ciancah", dengan sutradara/koreografi Wan Ariaganis, penata karawitan Cay RS, naskah DJ Nurdani, dan ide cerita Pandu Radea. Sendratari itu menceritakan tentang serangan dari Mata-ram yang mengakibatkan terjadinya banjir darah di Tatar Galuh. Peritiwa tersebut, menurut salah satu versi, besar kemungkinan merupakan cikal bakal berubahnya Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis. Karena nama Ciamis mungkin berasal dari kata "Ci" yang artinya cai/air dan "Amis" artinya anyir (bahasa Jawa). Yang dilatarbelakangi oleh peristiwa perang di daerah Ciancah itu.
Yang menarik dari acara Apresiasi Budaya itu adalah pasca Toni Ikhlas berorasi tentang maksud dan tujuan didirikannya Bale Sawala Galuh Raya. Dengan dipandu oleh Cay Ersas dan DJ Nurdani secara bergiliran para tokoh masyarakat dengan antusias memberikan pendapatnya tentang ke-Galuh-an masa dulu dan masa sekarang.
Kesimpulan dari tokoh-tokoh masyarakat yang tampil memberi-kan orasinya, intinya mendukung langkah-langkah ke depan yang akan dilakukan oleh Bale Sawala Galuh Raya.
Apa yang telah digelar oleh Bale Sawala Galuh Raya di Sanggar Rengganis merupakan awal dari berbagai program yang telah disusunnya. Salah satunya bulan depan bertempat di Situs Jamban-sari akan dilaksanakan diskusi panel tentang sejarah Galuh, yang akan menghadirkan pakar sejarah dari salah satu per-guruan tinggi di Bandung.
Yang menarik yang terungkap dari Toni Ikhlas, bahwa ke depan bukan tidak mungkin dari hasil musya-warah akan mendorong nama Ciamis dikembalikan lagi ke Kabupaten Galuh.
Walaupun demikian, beberapa tokoh masyarakat yang enggan memberikan pendapatnya di atas pentas, mempertanyakan ada apa sebenarnya di balik kegiatan itu. Bahkan beberapa tokoh budayawan yang enggan menyebutkan jati dirinya, memperkirakan wadah tersebut merupakan bagian dari strategi menuju Pilkada Ciamis. Wallahualam. (Dang’Q/Ganesha)

Tidak ada komentar: