Sabtu, 02 Februari 2008

Akulturasi Budaya Tradisional dan Budaya Asing

Riuh gemuruh menggema di telinga. Suara riang gembira membahana tatkala Kepala Sekolah SMPN 1 Ciamis, H. Wawan, M.M. menerbangkan balon tinggi ke angkasa, tanda dimulainya pergelaran seni dan pameran/expo Kelas IX SMPN 1 Ciamis. Layaknya sebuah acara yang wah…, expo ini pun mendapat respon yang wah pula dari pelajar sekitar, khususnya pelajar di Tatar Galuh. Buktinya, banyak pelajar dari berbagai sekolah di wilayah Ciamis, rela menyempatkan diri untuk sekedar mengapresiasi sekaligus menjadikan expo ini sebagai bahan hiburan, untuk mengembalikan semangat belajarnya di sekolah. Tak hanya dari SMP saja, melainkan dari SD dan SMA pun banyak yang mengunjung expo kali ini.
Dengan didapatnya predikat Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Nesacis (julukan populer SMPN 1 Ciamis) mencoba menyeimbangkan diri dengan berbagai perkembangan yang ditonjolkan. Tatkala itu pun bersamaan hingar bingarnya expo dari tanggal 17 sampai 19 Januari, bertambahlah kesibukan Nesacis dengan seabrek kegiatan lomba untuk siswa SD. Dalam keadaan super sibuk, expo tetap berlangsung menarik.
Materi yang dipamerkan dalam expo ini memunculkan sebuah tema yang mengusung seni batik, khususnya teknik pembuatan kain batik jumputan. Yakni sebuah teknik ikat celup dengan pewarna, yang ternyata agak sulit untuk membuatnya menjadi sempurna.
Tak hanya itu saja yang dipamerkan, tapi terdapat segudang budaya yang telah dipersiapkan oleh kelas IX. Diantaranya: Ansambel, Dramatisasi Puisi, Pembacaan Puisi, Band, Dance-Modern/ Tari Tradisional, dll.
Diantara maraknya budaya asing yang masuk negeri ini, para siswa Nesacis mampu menyaring dan mengakulturisasikannya dengan kebudayaan tradisional. Yakni dance gabungan antara "tari tradisional dan dance modern" yang merupakan sensasi baru, sehingga membuat para apresiator terhibur dengan kreasi baru ini.
Budaya asing telah menyeruak. Kita semakin dituntut untuk memilah dan memilih mana yang layak untuk diakulturasikan dengan kebudayaan kita. Tak perlu takut akan hal ini. Ini tantangan untuk kita. Kita harus mampu melestarikan kesenian tradisi kedaerahan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, expo pun berlangsung lancar dan sukses. Tiga hari berlalu, hajat seni kelas IX tahun 2008 kali ini menyiratkan sebuah cerita dan merupakan perbandingan untuk melaksanakan kegiatan yang sama di tahun mendatang. Suatu perubahan dari tahun ke tahun akan tetap terjadi dan mendarah daging. Semoga di tahun mendatang dapat lebih mendapat sambutan dan tetap bertolak dari tradisi Nusantara. Semoga…!!!
(Lita Kodariah/8C/WaW/SMPN 1 Ciamis)

Tidak ada komentar: