Kamis, 31 Januari 2008

SMP Satu Atap Jatinagara ”Sasak Berbukit” Miliki Internet

Istilah SMP Satu Atap memang belum terlalu familier di telinga masyarakat. Kesan yang timbul pun, lebih ke sisi keterbelakangan, seperti terpencil, kumuh dan tertinggal.
Padahal tidaklah demikian. Contohnya SMP Satu Atap Jatinagara, sekolah ini ternyata mampu menjadi kebanggaan seluruh warga sekolah dan masyarakatnya yang begitu mendambakan adanya SMP di desanya.
Tak lain karena SMP Satu Atap Jatinagara memiliki Indikasi sekolah modern dan potensial untuk berprestasi. Ini sesuai keinginan dan harapan warga masyarakat Desa Cintanegara.
"Kami memang ingin memiliki SMP yang dekat letaknya, agar anak-anak kami bisa belajar dengan mudah dan murah. Sekarang terwujud, kami telah berkomitmen dengan masyarakat untuk turut membantu membesarkan dan memajukan SMP, seperti kerja bakti membereskan lahan sekolah dan itu semua kami lakukan dengan ikhlas.’ Ungkap Ijudin, ketua komite SMP tersebut,
Dilihat dari usia sekolah ini memang masih "bayi", namun jika didasarkan pada fasilitas yang ada cukup menjanjikan. Tanah milik sendiri seluas 378 meter persegi, ditempati lima ruang belajar, ruang TU, ruang kepala sekolah, enam buah WC. Jumlah guru ada 14 (1 PNS dan 13 GTT). Sedangkan siswanya baru dua tingkat, yakni kelas VIII sebanyak 26 orang dan kelas VII (naik dua kali lipat) sebanyak 44 orang.
Miliki Internet
Hal yang sangat membanggakan warga sekolah dan masyarakat adalah hadirnya internet di SMP Satu Atap Jatinagara. Padahal SMP reguler yang besar dan berada di kota pun belum semua memilikinya. Ini adalah salah satu indikasi bahwa sekolah ini potensial untuk berprestasi.
"Internet merupakan alat komunikasi global yang bisa mengakses berbagai informasi secara mendunia, maka ketika warga sekolah telah familier dengan internet besar harapan bisa dengan cepat melakukan stategi perubahan yang inovatif untuk mampu mengukir prestasi," kata kepala sekolah Drs. Janan Junaedi yang baru sebulan bertugas, didampingi wakasek A. Gunawan dan PKS urusan kesiswaan, Dede Lasmana
Mereka juga mengungkapkan SMP satu atap ini punya motto unik dan membumi, yakni "Berbukit" (Berani Belajar untuk Bangkit ), sebuah motto yang mampu memotivasi seluruh warga sekolah untuk bergerak maju! Dan program unggulannya sekolah berwawasan lingkungan dengn dikembangkannya pembelajaran ekstra beternak dengan pola ‘Sasak‘ (satu anak satu ayam kampung).
"Kami mencoba menganalisis dan mengembangkan berbagai potensi yang sebenarnya telah ada. Kinerja para guru, TU, semangat belajar siswa, dan partisifasi masyarakat mendorong kami untuk bekerja secara optimal agar bisa memenuhi harapan mereka. Saya dengan rekan-rekan sedang berbenah dan optimis bisa maju," ujar Janan. (Ayu/Ganesha)

Tidak ada komentar: