Rabu, 13 Maret 2013

Guru Harus Penuhi “4B” Miss Universe


Agar Menarik di Depan Anak Didik

Judul di atas kedengarannya terlalu berlebihan, namun sebenarnya hal itu bukan sesuatu yang tak mungkin terpenuhi. Guru harus bisa tampil menarik ibarat “Miss World” di depan siswanya. Tentunya dalam versi pendidikan dan pengajaran di negara ini.
.................................................................
Bukan tanpa dasar kalau guru harus bisa menjadi “Miss World” di depan anak didiknya. Permadi (2010:135) mengatakan, memilih guru ibarat memilih seorang ratu kecantikan. Menurutnya seorang guru harus memiliki empat syarat seperti halnya syarat yang diperlukan untuk menjadi Miss World atau Miss Universe, yaitu Brain, beauty, body, dan behaviour. 
Ini berarti bahwa menjadi ratu kecan-tikan tidak semudah yang dibayangkan ada beberapa syarat yang harus dimiliki, selain cantik, menarik juga harus pintar, cerdas dan memiliki pengetahuan serta wawasan yang luas.
Begitu pun di dalam kelas atau dalam proses KBM, sebenarnya tak gampang menjadi guru. Syaratnya yang “ideal” mungkin ibarat memilih Miss Universe. Guru harus mempunyai empat syarat: brain, beauty, body, dan behaviour. Apa itu 4 B?
Pertama, Brain (artinya otak). Berarti guru harus cerdas, pintar, berwawasan luas, dan menguasai berbagai hal. Guru harus memiliki multiple intelligence atau kecer-dasan majemuk, di antaranya kecerdasan verbal, seorang guru harus mampu menjadi seorang yang pandai berbicara dan berko-munikasi dengan siswa serta orang lain.
Guru harus mampu menjelaskan berba-gai hal, terutama menyangkut materi ajar sehingga peserta didik cepat mengerti apa yang diajarkannya. Dalam hal ini guru ha-rus menjadi seorang good speaker (pembi-cara yang baik) untuk itu guru perlu me-nambah wawasan dengan banyak mem-baca, mengikuti seminar, berdiskusi dan meningkatkan ilmu pengetahuan dengan belajar atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, bukankah pepatah mengatakan” Orang-orang yang berhenti belajar akan menjadi pemilik masa lalu. Orang-orang yang masih terus belajar, akan menjadi pemilik masa depan”. 
Kedua kecerdasan interpersonal, seorang guru harus mampu untuk tampil komunikatif, baik dalam pertemuan-pertemuan berskala kecil seperti diskusi-diskusi maupun dalam pertemuan yang lebih besar. Guru harus banyak bergaul dengan orang-orang yang baik sehingga akan berguna dalam menambah jaringan sosial dan pergaulan. Bagi guru sekolah dasar, hal ini dapat dilatih dan dibiasakan dalam kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru). Dalam kegiatan tersebut guru harus berani tampil dalam mengemukakan masalah-masalah yang dihadapi serta solusinya dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing dan penilai.
Ketiga kecerdasan kinestetik, seorang guru perlu memiliki keterampilan berolah raga dan menari. Gerak tubuh yang berkaitan dengan seni dan manari akan menarik untuk ditonton dan dilihat. 
Keempat kecerdasan spasial, seorang guru harus pandai dalam menata ruang, dalam hal ini ruangan kelas. Ciptakan ruangan kelas yang nyaman dan tidak membosankan, hiasilah dengan benda-benda atau lukisan yang berhubungan dengan materi ajar, sehingga menambah semangat peserta didik dalam belajar. 
Kelima kecerdasan naturalis.  Seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran tidak hanya dilakukan di dalam ruangan kelas saja, tetapi juga dapat dilakukan di luar kelas dengan tujuan untuk mendorong siswa mencinta alam, misalnya, mengadakan karya wisata ke alam terbuka dengan perencanaan yang matang dan tentunya dibimbing oleh guru. 
Keenam kecerdasan musikal. Seorang guru perlu memiliki kepandaian dalam bernyanyi dan bermusik, terutama bagi guru SD sebagai guru borongan harus pandai bernyanyi dan mengajar bagaimana bernyanyi dengan baik dan benar. Untuk itu guru harus mencintai seni musik dan mau belajar untuk bisa, bukan asal bermain musik dan bernyanyi. 
Ketujuh kecerdasan matematis. Seorang guru harus memiliki kecerdasan dalam menghitung, sehingga guru bisa mengajar matematika yang baik dan benar. Kedelapan kecerdasan intrapersonal. Seorang guru harus memiliki kecerdasan dalam menata diri, dalam arti guru harus mampu bekerja sendiri dan mempelajari kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri. Jadikan kekurangan untuk memperbaiki diri dan jadikan kelebihan untuk mengembangkan diri dan membantu orang lain. 
Kesembilan, kecerdasan emosional, seorang guru harus pandai menata emosi diri dan dapat mengembangkan empati pada orang lain. Berdasarkan penelitian banyak orang yang berhasil dan meraih sukses dalam hidupnya bukan karena IQ (intellegence Quotient) yang tinggi melainkan karena EQ (Emotional Quotient) yang tinggi. 
Terakhir, kesepuluh, kecerdasan Sriritual, seorang guru harus mempunyai kecerdasan ini untuk lebih percaya diri, terutama dalam mengahadapi kesulitan atau permasalahan yang kompleks, sehingga guru tidak akan mengalami prustasi atau stres.
Berikutnya adalah Beauty (kecantikan). Kita tidak menyangkal kalau kita menyukai orang yang tampil cantik dan tampan, begitu pula peserta didik mereka akan suka dan senang pada guru yang tampil cantik atau tampan. Penulis pernah mengalami ada peserta didik dengan polosnya mengatakan “Ibu cantik deh pakai baju ini”. Dengan demikian guru harus pandai memilih dan mengenakan busana yang tepat, walau tidak baru minimal rapi dan bersih.
Bagi guru perempuan dalam berdandan dan berhias diri hendaknya tidak terlalu berlebihan, karena yang terpenting bukanlah kecantikan dari luar tetapi kecantikan dari dalam atau inner beauty yang tercermin dalam sikap yang sopan santun, ramah tamah, lemah lembut dan penuh perhatian, hal tersebut dapat menutupi kekurangan guru dalam hal kecantikan.
Body (badan), seorang guru perlu memperhatikan penampilan fisiknya, karena peserta didik sekarang sangat kritis dalam melihat gurunya. Guru harus pandai merawat badan sehingga badanya tidak over weight (terlalu gemuk) dan tidak terlalu kurus seperti kekurangan gizi. Guru harus tampil segar dan sehat, untuk itu perlu berolah raga, menjaga pola makan dan menjaga kebugaran sehingga selalu fit tidak loyo, kurang bergairah, dan sakit-sakitan.
Behavior (perilaku), guru hendaknya bertingkah dengan wajar tidak over acting, karena tingkah laku guru yang kurang tepat bisa menjadi cemoohan peserta didik. 
Seorang guru harus berperilaku yang baik, karena akan menjadi contoh bagi pe-serta didik. Penampilan guru dalam menga-jar perlu dipelajari, untuk itu guru perlu belajar body language, yaitu gerakan dan isyarat badan dalam merespons sesuatu. 
Dalam mengajar guru tidak hanya duduk terpaku di kursi, tetapi guru harus mampu melakukan gerakan seperti berdiri dan berja-lan ke arah yang tepat, supaya tidak mem-bosankan peserta didik dalam proses pem-belajaran. Guru yang lincah mengisyaratkan bahwa ia energik, penuh gaya dan mempe-sona, sehingga dapat menumbuhkan gairah dan semangat peserta didik dalam belajar.
Begitulah syarat bagi “ratu kecantikan di depan kelas”. Bagaimana dengan guru laki-laki?
(agus ponda/mr/ek/Ganesha)

Tidak ada komentar: