Rabu, 13 Maret 2013

Wow, Kurikulum 2013 Ajak Siswa Berpikir Kreatif



Penerapannya Bertahap, Tidak di Semua Kelas
PEMERINTAH yakin dengan mengubah kurikulum mampu mengubah generasi bangsa. Makanya, Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan ( ngotot kurikulum 2013 tetap akan diterapkan.
................................................
Salah satu keyakinan itu adalah tentang adanya “kehebatan” di Kurikulum baru tersebut. Kurikulum anyar ini disebut-sebut menggunakan model tematik integratif, sebagai pengembangan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Konon dalam pengembangan kurikulum 2013,  guru diarahkan untuk mengajak siswanya melakukan observasi, bertanya dan menalar terhadap ilmu yang diajarkan. Di sekolah dasar, siswa diberi materi pelajaran berdasarkan tema-tema yang terintegrasi. Tujuannya, agar siswa memiliki pengetahuan utuh tentang lingkungan dan kehidupan, serta memiliki fondasi pribadi yang kuat dalam kehidupan sosialnya.
Ini sesuai dengan  hasil penelitian genetika yang dilakukan oleh Dyers, J.H. et al (2011). Dengan kemampuan observasi dan menalar yang memadai, siswa akan mengembangkan kreativitasnya lebih baik.
Apa kata Mendikbud Muhammad Nuh?
"Dua per tiga dari kemampuan kreativitas seseorang memang diperoleh dari proses pendidikan. Sedang 1/3 lainnya merupakan warisan genetika. Dan kemampuan intelijensia seseorang merupakan kebalikan dari kreativitas. 1/3 nya berasal dari pendidikan, dan 2/3 nya merupakan keturunan."
Lanjut M.Nuh,pembelajaran dengan mengandalkan kemampuan intelijensia, hasilnya tidak akan signifikan, hanya meningkat 50 persen. Sedang kreativitas 200 persen. Hal itu sampaikan Mendikbud di hadapan 300 orang dari satuan pendidikan se Kabupaten Gresik, Jawa Timur, di Pusat Penelitian Semen Gresik, Sabtu (19/01).
Untuk menjadi kreatif, siswa diberi kesempatan untuk mengamati fenomena alam, fenomena sosial, dan fenomena seni budaya, kemudian bertanya dan menalar dari hasil pengamatan tersebut. Artinya, siswa benar-benar belajar dari lingkungan. Dari kreativitas tersebut, timbul inovasi yang menjadikan siswa memiliki beragam alternatif jawaban dalam setiap masalah yang dihadapinya. "Orang kaya adalah orang yang memiliki banyak alternatif," ujar Menteri Nuh.
Pola pikir kreatif dan inovatif seperti itu diharapkan akan lahir dari implementasi kurikulum 2013. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dan perbaikan terhadap kurikulum yang ada saat ini. "Setelah dilakukan pengkajian, di kurikulum 2013 ini dilakukan penambahan jika ada yang kurang atau berlubang, dan yang kurang esensial kita kurangi dari kurikulum yang telah ada. Demikian pula kedalaman materinya," lanjut Mendikbud.
Selain pola pikir kreatif dan inovatif, dalam kurikulum 2013 juga mengedepankan perbaikan sikap dan pribadi siswa. Salah satu sikap yang paling penting adalah kejujuran. Mendikbud mengatakan, selama ini yang menjadi akar penyakit sosial adalah ketidakjujuran. "Yang menjadi kunci kesuksesan adalah kejujuran," katanya.

Bertahap
Kurikulum 2013 direncanakan akan mulai dilaksanakan pada tahun ajaran 2013/2014. Pelaksanaannya dilakukan secara bertahap, yaitu pada kelas 1 dan kelas 4 SD, di kelas 1 SMP, dan kelas 1 SMA/SMK, di beberapa sekolah yang akan ditunjuk.
Menurut M.Nuh pada tahun 2013 ini target pelaksanaan kurikulum baru itu hanya 30 persen.Sedangkan tahun 2014  akan berlaku penuh di seluruh Indonesia pada tahun ajaran 2014.
"Penerapan yang nggak total. Khusus untuk sekolah dasar atau SD, penerapannya minimal 30 persen dari SD yang ada di setiap kabupaten. Tapi, tahun berikutnya (2014) sudah harus 100 persen," kata Mohammad Nuh.Nuh menjelaskan penerapan minimal 30 persen itu tidak menutup kemungkinan penerapannya dengan jumlah lebih dari itu.
"Kalau ada daerah yang bisa 100 persen seperti Surabaya, ya silakan saja. Karena, penerapan 30 persen itu sifatnya minimal,'' katanya. ''Penerapan minimal itu kami lakukan karena sumber daya manusia Kemendikbud yang terbatas. Tapi, tahun 2014 sudah harus berlaku total dan di seluruh Indonesia."
Nuh mengatakan ada sebanyak 148 ribu SD di Indonesia. Kalau 30 persen saja, itu sudah ada 48-49 ribu guru SD yang harus dilatih untuk melaksanakan Kurikulum 2013. ''Itu jumlah yang banyak. Sehingga kalau lebih dari itu, ada keterbatasan," katanya.
(Agus Ponda/ganesha/jps/ref/nt)

Tidak ada komentar: