Minggu, 20 Februari 2011

Anda Termasuk Guru yang Cerdas?














Banyak yang bertanya mending pintar atau mending cerdas? Memangnya berbeda antara cerdas dan pintar?
..........................
Makna cerdas ternyata berbeda dengan arti pintar. Padahal selama ini banyak orang mengaku lebih pede dengan kepintarannya, daripada disebut cerdas.
Jelasnya, orang cerdas pasti pintar. Akan tetapi, orang pintar belum tentu cerdas. Oleh sebab itu, cerdas tidak boleh diterjemahkan sama dengan pintar.
Orang cerdas lebih dari sekedar pintar. Jika orang pintar menguasai banyak ilmu pengetahuan dan intelektualnya bagus, orang cerdas tidak hanya menguasai banyak ilmu pengetahuan saja, tetapi ia mampu mempergunakan ilmu pengetahuannya untuk menolong dirinya dalam setiap situasi.
Menurut Asep Koswara, seorang wid-yaiswara dari Jawa Timur, dari pola pikir orang cerdas dapat dihasilkan ide-ide cemerlang. Lanjut Asep, alam dan manusia diciptakan dalam keseimbangan. Demikian pula kecerdasan manusia perlu dikelola se-cara seimbang. Mengelola hanya kemam-puan intelektual saja tidaklah seimbang. Demikian pula bila hanya fokus pada nilai spiritual, tidak juga seimbang. “Keseluru-han kecerdasan perlu dikelola, dikembang-kan, dan dimanfaatkan secara seimbang. Menjadi selaras dan seimbang adalah kun-ci menuju bahagia dan sukses,” kata Asep.
Dalam dunia pendidikan seringkali guru berhadapan dengan kalimat “mencerdaskan kehidupan bangsa”. Pertanyaan lagi, apa sih arti cerdas?
Seorang teman di facebook mengutak-atik kata “cerdas”. Kata “Smart” dalam bahasa Inggris dapat berarti cerdas, pintar, tampan, cepat, gegabah, sakit, sombong, angkuh, congkak, golongan elite. Kata “Intellect” dapat berarti cerdas, pandai, terpelajar, intelligence. Kata “Clever” dapat berarti; pandai, cakap, cekatan, cerdik dan terampil. Di dalam bahasa Arab, kata “Zakiy” dapat berarti; cerdas, pandai, cepat mengerti atau memahami. Kata “’Ab-qariy” berarti; genius, cerdas, pandai. Dan kata “Maahir” bersinonim dengan kata “Baari’” atau “Muahhal” yang berarti; mahir, pandai, pintar, mampu, cakap dan ahli.
Jika disamakan arti kata diantara kedua bahasa ini, maka kata “smart” berarti “Zakiy”, kata “Intellect” berarti “’Abqariy” dan kata “Clever” berarti “Maahir” yang menunjukkan adanya perbedaan arti dan maksud antara kata cerdas dan pintar.
Dahulu, bahasa Indonesia menggunakan kata Maahir, namun karena gengsi dicap sebagai bahasa yang ketinggalan zaman serta kuatnya pengaruh dari barat, maka penggunaan kata Maahir menjadi punah dan digantikan dengan kata Intellectual. Kata ini selalu dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai seseorang apakah ia intelek atau tidak melalui bahasa yang berbau terasi, seperti; akulturasi, penetrasi dan lain-lain yang ia gunakan. Padahal kata kata “Maahir” yang kaya akan arti, lebih pantas dan tepat sasaran maupun tujuan dalam penggunaan. Dengan kata lain, kata “Cerdas atau smart dan intellect” lebih condong berarti pada kecerdasan berfikir dan mengeluarkan fikiran, sedangkan kata “Pintar atau Mahir” lebih condong pada arti pandai dan ahli dalam berbuat.
Kita tidak dapat menyalahkan generasi muda maupun generasi mendatang secara langsung, jika mereka terpelajar namun bukan sebagai seorang pelajar karena memang mereka diciptakan sebagai generasi yang cerdas. Contoh kasus; seorang anak yang bersekolah di sebuah SMU atau kuliah, jika orang tuanya menyuruhnya untuk ke pasar atau toko membeli minyak goreng, pasti karena kecerdasannya, ia akan menjawab dengan berbagai alasan. Namun jika ia pintar (Mahir) maka pastilah ia akan bergegas untuk pergi membelinya. Contoh lain; seorang anak diberikan uang jajan sedikit oleh orang tuanya, pasti ia akan banyak beralasan untuk mendapatklan yang lebih banyak lagi, baik dengan cara merayu ataupun berbohong dengan kecerdasan yang ia miliki. Namun jika ia Pintar (Mahir) maka ia akan menerima dan memaklumi kondisi orang tuanya serta menghargai pemberian tersebut.
Dari contoh-contoh di atas menunjukkan bahwa orang cerdas belum tentu pintar (mahir) dan orang pintar sudah tentu ia mahir meski belum tentu ia cerdas. Orang pintar (mahir) pasti akan melakukan sesuatu jika mengetahui dan menyadari bahwa hal itu adalah baik dan tidak akan melakukkannya jika perbuatan tersebut bertentangan dengan nilai dan norma. Sedangkan orang cerdas belum tentu akan melakukannya karena masih memikirkan untung dan ruginya. (baca : perbandingan pintar vs bodoh).

Bagaimana dengan Guru?
Menurut seorang Trainer Pendidikan dan Peneliti, Asep Safaat, tantangan dunia pendidikan di masa depan semakin berat. Guru sebagai salah satu bagian penting dari pendidikan, harus mampu menjadi manusia pembelajar yang cerdas dan kreatif. Guru akan menjadi cerdas jika mereka mampu mengakses seluruh sumber ilmu pengetahuan dari buku, lingkungan sekitar, internet, media masa, dan puspa ragam sumber ilmu pengetahuan lainnya.
“Guru yang cerdas berpikir terbuka dalam merespon perubahan yang terjadi, beradaptasi dengan perkembangan pendidikan yang terjadi, dan mampu mengoptimalkan sumber daya yang ada menjadi sebuah inovasi baru di dunia pendidikan adalah beberapa ciri penting guru kreatif.” Kata Asep.
Singkatnya guru cerdas adalah guru yang memiliki banyak ilmu pengetahuan disertai dengan kemampuan menggunakan ilmu pengetahuannya itu untuk menolong diri dan lingkungannya dalam menghadapi setiap situasi. Di tangan guru cerdas, setiap persoalan pendidikan di sekolah dapat diatasi. Oleh sebab itu, guru cerdas sangat dirindukan oleh siswa. Dari guru cerdas, siswa belajar banyak tentang ilmu pengetahuan dan bagaimana menggunakan ilmu pengetahuannya itu dalam kehidupan.
Kecerdasan seorang guru yang dirindukan siswa tentu saja tidak hanya sekedar cerdas intelektual saja, tapi meliputi berbagai kecerdasan lainnya, seperti kecerdasan sosial, emosional, dan kecerdasan spiritual. Guru yang cerdas secara intelektual, sosial, emosional, dan spiritual tentu saja merupakan aset termahal dalam dunia pendidikan.
Para siswa akan bangga memiliki guru cerdas. Bahkan, bukan hanya sebatas bangga, melainkan mereka juga akan belajar banyak darinya. Para siswa merasa tenang berada di samping orang dewasa yang cerdas. Mereka pun dapat tumbuh menjadi cerdas seperti gurunya.
(apon/berbagai sumber/ganesha)

2 komentar:

Unknown mengatakan...

BETUL, SETUJU
CERDAS ITU KEMAMPUAN YANG TINGGI UNTUK MEMILIH JAWABAN YANG BENAR DI BANDING JAWABAN YANG SALAH DALAM SUATU ASPEK BAIK ITU KEHIDUOAN ATAUPUN AKADEMIK,
SEDANGKAN PANDAI ADALAH KECAKAPAN SEPERTI PANDAI BERHITUNG,
SEDANGKAN PINTAR ITU KEAHLIAN SISTEMIK, MISALNYA MESIN PINTAR,

Unknown mengatakan...

Bagus Anda pintar sekali patut d acungi jempol