Selasa, 02 Agustus 2011

PLPG Ternyata Menyenangkan & Kaya Informasi

Di tahun 2011 sertifikasi guru mengalami perubahan secara fundamental. Salah satu diantaranya adalah kuota untuk jalur portofolio dan PLPG sudah ditetapkan. Jalur lain yakni Pemberian Sertifikat Pendidik Langsung (PSPL). Guru yang akan mengikuti PLPG terdiri dari guru yang sejak awal memilih jalur PLPG dan guru yang memilih jalur portofolio akan tetapi tidak lulus tes awal.
Benarkah jalur PLPG ternyata lebih efektif mencetak guru profesional? Berikut penelusuran Ganesha di lapangan.
.........................................
“Hebat, mendapat banyak informasi...!”
Seru Dedah, S.Pd., guru SDN 3 Baregbeg saat Ganesha (25/7) menanyakan kesan-kesannya waktu mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG). Hal senada juga disampaikan oleh Hj. Cicih Kurniasih, rekan satu tempat mengajar Dedah.
“Menambah wawasan dan pengetahuan,” kata Hj. Cicih.
Mereka berdua telah mengikuti program sertifikasi guru jalur PLPG pada tanggal 6 Juli sampai 16 Juli 2011(gelombang kedua).
Selama mengikuti PLPG, Dedah ditempatkan di Hotel Pajajaran Tasikmalaya bersama 215 peserta lain. Mereka tidak hanya berasal dari Kabupaten Ciamis tetapi ada juga peserta dari Kabupaten Garut dan Tasikmalaya. Menurutnya, para peserta tersebut terbagi atas 6 kelas. Dengan masing-masing kelas terdiri atas 36 orang peserta yang dibagi menjadi 3 kelompok. Sedangkan Hj. Cicih ditempatkan di Hotel Santosa dengan jumlah peserta lebih sedikit, yaitu sekitar 72 orang. Satu kamar diisi oleh 4 orang peserta. Dedah menjelaskan, jadwal kegiatan selama PLPG sangat padat. Mulai dari pukul 7.30 pagi hingga pukul 8.30 malam. Diselingi istirahat beberapa kali untuk makan dan sholat.
Peer Teaching
Selama mengikuti kegiatan tersebut, mereka dibimbing oleh instruktur yang bergelar doktor dan professor. Berasal dari Universitas Siliwangi, UPI dan Universitas Galuh.
Kegiatan ini, menurut Dedah yang mengajar di kelas IV, menekankan pada program perencanaan, pelaksanaan, peragaan dan evaluasi dalam mengajar. Selain itu, ada perubahan dalam RPP, yaitu ada komponen eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi serta diselipkan materi pendidikan berkarakter dalam setiap mata pelajaran.
“Maksud dari elaborasi yaitu terwujud kerjasama dan diskusi diantara para siswa. Sedangkan konfirmasi adalah penguatan materi yang telah disampaikan dengan meluruskan materi-materi yang kurang jelas”, terang Dedah yang pernah meraih gelar Juara ketiga Guru Berprestasi tahun 2008 tingkat Kabupaten Ciamis.
Materi yang disampaikan dalam PLPG, menurut Hj. Cicih, diantaranya adalah cara menyusun RPP dan PTK. Para peserta sebelum mengikuti PLPG ditugaskan membuat RPP dan PTK. Tugas tersebut kemudian dibahas bersama peserta lain dan instruktur. Para peserta dibimbing oleh instruktur bagaimana cara menyusun RPP dan PTK yang benar. Dengan RPP yang baru tersebut diharapkan anak-anak lebih aktif dan kreatif.
Selain itu, mereka diharuskan mempraktekan cara mengajar (peer teaching) dihadapan rekan-rekannya yang lain dengan diamati oleh instruktur. Usai praktek mengajar, instruktur memberikan penilaian dan pengarahan pada peserta tentang bagaimana cara mengajar yang benar.
“Peer teaching ini dilakukan 2 kali ditambah 1 kali ujian peer teaching”, jelas Hj. Cicih yang mempunyai pengalaman mengajar selama 34 tahun.
Pada saat awal kegiatan, Dedah menerangkan, para peserta diharuskan menjalani pre test. Kemudian pada hari terakhir mereka diharuskan menjalani post tes. Nilai-nilai tersebut disatukan dengan nilai lain yang diberikan instruktur pada peserta saat mengikuti pelatihan. Hasil akumulasi nilai ini sangat menentukan kelulusan peserta.
“Yang telah mengikuti PLPG tidak otomatis lulus sertifikasi”, jelas Hj. Cicih. Nilai sertifikasi dan kelulusan dapat dilihat di kampus UNSIL.
Langsung Diterapkan
Dedah mengharapkan, setelah mengikuti PLPG guru harus benar-benar professional. Melaksanakan tugas dengan baik sesuai peraturan.
“Setelah dipraktekan di kelas ternyata respon anak-anak sangat bagus”, ujar Dedah mencoba menerapkan ilmu yang diperolehnya selama PLPG.
Kepala SDN 3 Baregbeg Dede Kurniasih berpendapat, para guru yang baru mengikuti PLPG tersebut kinerjanya meningkat.
“Mereka terlihat lebih kreatif, lebih bagus mengajarnya dan lebih semangat”, jelasnya. Diapun berharap agar kinerja yang sudah bagus tersebut tetap dipertahankan.
“Apalagi saat ini pemerintah telah banyak memberikan perhatian pada guru”, kata Dede. Dia pun menilai, program sertifikasi melalui jalur PLPG hasilnya lebih bagus dibanding melalui jalur portofolio.
“Kalau hasil PLPG dipraktekkan di sekolah, Insyaalloh kualitas pendidikan akan meningkat”, pungkas Dede.
Dedah dan Hj. Cicih juga memberikan tips-tips yang diberikanuntuk para calon peserta PLPG angkatan berikutnya. Agar mereka dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan lancar.
Tips yang pertama adalah menjaga kesehatan.“Makan yang cukup dan banyak makan buah-buahan dan sayuran”, terang Dedah.
Tips berikutnya, selama di kelas para peserta harus aktif. Bila ada yang tidak jelas harus berani bertanya pada instruktur. Dan jangan takut menjawab bila disodori pertanyaan oleh instruktur.
“Para instruktur memberikan perhatian pada peserta yang aktif. Mereka memberikan poin penilaian untuk peserta yang bertanya atau menjawab pertanyan. Jangan takut salah dalam menjawab”, kata Dedah. Tips terakhir adalah mengerjakan tugas-tugas yang diberikan instruktur. Jangan sampai ada yang tertinggal. “PLPG itu menyenangkan dan tidak menakutkan. Tak usah membawa uang banyak karena makanan dan keperluan lain sudah disediakan panitia.” ujar keduanya.
(Arief/ap/Ganesha)

1 komentar:

agil mengatakan...

Saat itu PLPG masih menyenangkan, PLPG sekarang berat banget..... tuntutannya macam2.