Selasa, 25 Januari 2011

Hati-Hati Tertipu Sindikat Pengadaan CPNS

Korbannya Sudah 2.000 Orang, Duitnya Puluhan Milyar
Di tengah masih tertundanya pengangkatan honorer kategori 1 dan 2, berita pilu menimpa para honorer. Mereka tertipu calo pengadaan CPNS.
...........................................................
Mau untung malah rugi duluan. Mau jadi PNS malah ditipu mentah-mentah. Itulah gambaran tragis tentang para korban penipuan pengadaan CPNS 2011.
Jumlahnya pun tidak sedikit. Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB) serta Badan Kepegawaian Negara (BKN), mencatat ada sekitar 2.000 orang honorer yang tertipu calo CPNS. Angka itu berdasarkan ratusan laporan yang masuk ke meja menteri.
“Sejak Juli 2010 hingga Januari 2011, kami telah menerima ratusan laporan penipuan. Bahkan ada puluhan kelompok orang yang merasa tertipu (dalam) pengadaan CPNS, datang langsung ke BKN mengadukan nasibnya. Kalau dihitung, jumlah pelamar yang sudah tertipu sekitar 2.000 orang, dengan nilai kerugian miliaran rupiah," ungkap Kepala Bagian Humas BKN, Tumpak Hutabarat, seperti dilansir JPNN, Kamis (20/1).
Tumpak Hutabarat mengaku prihatin dengan kejadian tersebut. Padahal menurutnya, Kemenpan & RB dan BKN sebelumnya sudah mengeluarkan Surat Edaran (SE) agar masyarakat berhati-hati dengan aksi penipuan, terkait pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil dari pelamar umum dan honorer. Tapi ternyata korab dengan mudahnya berjatuhan.
Tumpak menambahkan penipuan yang dilakukan oleh sindikat maupun perorangan itu telah menelan korban hingga ribuan pelamar. Duit yang diraup pun pantastis, yakni milyaran rupiah.
Tambah Tumpak, mereka yang tertipu hampir semuanya berasal dari daerah. Di mana yang tertinggi kasus penipuannya ada di Sumatera Utara, seperti di Tapanuli Selatan, Medan, dan lain-lain. Kemudian disusul dari daerah Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, Lampung, serta Kupang.
"Di Sulut dan Gorontalo ada juga, tapi jumlahnya tidak terlalu banyak," ujarnya pula.
Tumpak mengaku yakin, masih akan ada lagi laporan yang masuk berkaitan dengan sindikat penipuan pengadaan CPNS. Sebab menurutnya, hampir semua daerah melaksanakan tes CPNS.
"Pasti korban penipuannya masih banyak. Hanya, yang mengadukan tidak semuanya. Kami imbau agar para korban penipuan untuk tidak segan-segan melaporkan ke polisi, BKN, atau Kemenpan & RB," sarannya.

Datangi Korban
Apa yang dikatakan Tumpak benar adanya. Bahkan sebenarnya hingga bulan November 2010 saja di Jawa Timur ada sekitar 1.100 korban tertipu sindikat CPNS.
Kapolda Jatim Irjen Pol Badrotin Haiti menyatakan bahwa polisi tengah menyelidiki keterlibatan orang di lingkungan Pemprov Jatim. Sebab, salah seorang tersangka mengungkapkan bahwa seorang PNS pemprov, Drs. Pudji, terlibat dalam sindikat calo CPNS.
“Seorang pelaku mengaku bahwa ada setoran uang yang masuk ke pegawai pemprov,” paparnya. Menurut dia, keuntungan para calo itu mencapai Rp5 miliar.
Dalam menjalankan aksi tipu-tipu, modus yang digunakan para pelaku adalah mendatangi rumah korban. Selanjutnya, para korban diminta membayar sejumlah uang dengan cara mencicil. Besaran uang yang diminta, Rp60 juta-Rp100 juta. “Semua bergantung pada tingkat kesulitannya. Misalnya, nilai dan usia para korban memenuhi syarat atau tidak untuk masuk PNS,” jelas seorang sumber di lingkungan Polrestabes Surabaya.

Sistem Kian Baik
Anggota Komisi II DPR Amrun Daulay menilai, banyaknya korban sindikat penerimaan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) membuktikan sistem seleksi CPNS 2010 sudah membaik. Banyaknya korban penipuan yang melapor, membuktikan panitia tidak gampang dibobol oleh sindikat calo.
Dia mengambil contoh di Sumut, yang menurut data Badan Kepegawaian Nasional (BKN) jumlah korbannya tertinggi. Amrun mengaku sudah bisa menduga sebelumnya. Pasalnya, dari pengamatannya, cukup banyak calo yang bermain di wilayah Sumut, yang mencoba mempengaruhi Universitas Sumatera Utara (USU) sebagai PTN yang digandeng pemda menyeleksi hasil tes CPNS.
"Semua yang akan main, mencoba menembus USU, malah hancur. Berharap ada beking, tapi gagal semua," ujar Amrun Daulay.
Komisi II DPR merupakan mitra kerja kementrian pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi (kemenpan-RB) dan BKN.
Agar tidak terulang lagi di masa mendatang, Amrun menyarankan agar BKD-BKD rajin mensosialisasikan masalah penerimaan CPNS ini ke masyarakat.
"Para kepala BKD mesti sering bertemu wartawan untuk mensosialisasikan ini. Bahwa hanya yang pintar saja yang bisa jadi PNS, bukan lewat calo. Di Medan, tahun ini banyak anak tukang becak bisa diterima jadi PNS karena pintar," ujar Amrun.
(gns/berbagai sumber)

1 komentar:

Aan Harnani mengatakan...

Sebetulnya banyak sekali kejadian seperti itu. Bahkan ahir2 ini di daerahpun hal seperti itu marak terjadi, seperti di Kecamatan Panjalu Kab. Ciamis Jawa Barat. Pelakunya malah oknum Guru SD (PNS) yang bergerilya mencari korban melintasi batas wilayah. Anehnya pihak UPTD Pendidikan setempat terkesan adem ayem saja, padahal berita di masyarakat sudah beredar luas, soalnya si oknum memang dengan bangga menyebut2 "profesi baru"nya itu dan secara demonstratif memamerkan uang "hasil usahanya". Mungkinkah beliau2 pejabat daerah belum tahu, entahlah. Yang jelas sampai saat ini tidak ada tindakan sekecil apapun terhadap beberapa oknum bawahannya tersebut. Mereka masih dengan aman sentausa menikmati keberhasilannya, tanpa rasa takut sedikitpun. Memang seperti itulah kondisi birokrasi di negeri kita ini, khususnya di daerah yang bersangkutan tadi.