Riuh gemuruh menggema di telinga. Suara riang gembira membahana tatkala Kepala Sekolah SMPN 1 Ciamis, H. Wawan, M.M. menerbangkan balon tinggi ke angkasa, tanda dimulainya pergelaran seni dan pameran/expo Kelas IX SMPN 1 Ciamis. Layaknya sebuah acara yang wah…, expo ini pun mendapat respon yang wah pula dari pelajar sekitar, khususnya pelajar di Tatar Galuh. Buktinya, banyak pelajar dari berbagai sekolah di wilayah Ciamis, rela menyempatkan diri untuk sekedar mengapresiasi sekaligus menjadikan expo ini sebagai bahan hiburan, untuk mengembalikan semangat belajarnya di sekolah. Tak hanya dari SMP saja, melainkan dari SD dan SMA pun banyak yang mengunjung expo kali ini.
Dengan didapatnya predikat Sekolah Bertaraf Internasional (SBI), Nesacis (julukan populer SMPN 1 Ciamis) mencoba menyeimbangkan diri dengan berbagai perkembangan yang ditonjolkan. Tatkala itu pun bersamaan hingar bingarnya expo dari tanggal 17 sampai 19 Januari, bertambahlah kesibukan Nesacis dengan seabrek kegiatan lomba untuk siswa SD. Dalam keadaan super sibuk, expo tetap berlangsung menarik.
Materi yang dipamerkan dalam expo ini memunculkan sebuah tema yang mengusung seni batik, khususnya teknik pembuatan kain batik jumputan. Yakni sebuah teknik ikat celup dengan pewarna, yang ternyata agak sulit untuk membuatnya menjadi sempurna.
Tak hanya itu saja yang dipamerkan, tapi terdapat segudang budaya yang telah dipersiapkan oleh kelas IX. Diantaranya: Ansambel, Dramatisasi Puisi, Pembacaan Puisi, Band, Dance-Modern/ Tari Tradisional, dll.
Diantara maraknya budaya asing yang masuk negeri ini, para siswa Nesacis mampu menyaring dan mengakulturisasikannya dengan kebudayaan tradisional. Yakni dance gabungan antara "tari tradisional dan dance modern" yang merupakan sensasi baru, sehingga membuat para apresiator terhibur dengan kreasi baru ini.
Budaya asing telah menyeruak. Kita semakin dituntut untuk memilah dan memilih mana yang layak untuk diakulturasikan dengan kebudayaan kita. Tak perlu takut akan hal ini. Ini tantangan untuk kita. Kita harus mampu melestarikan kesenian tradisi kedaerahan.
Dengan dukungan dari berbagai pihak, expo pun berlangsung lancar dan sukses. Tiga hari berlalu, hajat seni kelas IX tahun 2008 kali ini menyiratkan sebuah cerita dan merupakan perbandingan untuk melaksanakan kegiatan yang sama di tahun mendatang. Suatu perubahan dari tahun ke tahun akan tetap terjadi dan mendarah daging. Semoga di tahun mendatang dapat lebih mendapat sambutan dan tetap bertolak dari tradisi Nusantara. Semoga…!!!
(Lita Kodariah/8C/WaW/SMPN 1 Ciamis)
Sabtu, 02 Februari 2008
Makin Kompak untuk Menuju SKS
Rencana penerapan Sistem Kredit Semester (SKS) di SMAN 1 Ciamis yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran 2008/2009 nanti, semakin serius disosialisasikan dan dipelajari oleh setiap warga belajarnya. Hal ini terbukti dengan dilak-sanakannya studi modelling Sekolah Katagori Mandiri (SKM) tersebut pada tanggal 17 dan 18 Januari kemarin ke SMAN 78 Jakarta, yang merupakan satu-satunya sekolah di Indonesia yang sudah satu tahun ini meng-gunakan SKS dan moving class.
"Insya Allah tahun depan kita mulai laun-ching SKM dengan menggunakan sistem ‘Moving Class’ pada siswa tahun ajaran 2008/2009" Ujar Kepala SMAN 1 Ciamis, Drs. Asep Ganda Sadikin, ketika dimintai keterangan saat pemberangkatan.
Studi modelling yang bersumber dari dana RAPBS dan sharing SKM dengan Pemda yang menghabiskan dana Rp.54 juta ini pun tidak tanggung-tanggung membawa seluruh warga-nya, mulai dari komite sekolah, tata usaha, guru, pengurus OSIS, sampai satpam dan pesuruh sekolah pun diajak. Hal tersebut, menurut Ketua Komite SMAN 1 Ciamis, Rd. Dida Yudhanegara, S.H yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Ciamis ini, bertujuan agar adanya kesamaan persepsi antar warga sekolah tentang Sekolah Katagori Mandiri dan kesiapan mereka dalam melaksanakan program SKS dan Moving Class.
Saat pertamakali masuk ke lingkungan SMAN 78 Jakarta, langsung terasa atmosfer pembela-jaran yang begitu unik dan menarik, sebab hampir sama dengan susana perkuliahan. Biasanya guru yang harus pindah kelas untuk memberikan materi kepada siswa. Namun ini terbalik, kini menjadi siswa yang harus pindah kelas untuk mendapatkan materi dari guru. Misalnya, untuk mendapatkan materi dari guru mata pelajaran geografi siswa harus ke kelas geografi, untuk mendapatkan materi biologi siswa harus masuk ke kelas biologi, dan be-gitu pula dengan pela-jaran yang lainnya.
Kunjungan Sman-sacis yang berlang-sung selama kurang lebih empat jam itu pun ternyata bersa-maan dengan kunju-ngan SMAN 10 Sema-rang yang pada tahun ajaran baru nanti juga akan mulai menggu-nakan sistem moving class. Di sana secara khusus mereka men-dapatkan materi dari Kepala Sekolah, para Wakasek dan tentu saja anak OSIS-nya tentang SKM dengan meng-gunakan sistem SKS.
"Kita melihat kekurangan dan kelebihannya. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pene-rapan SKS yang nantinya akan di-laksanakan di se-kolah," ujar Waka-sek Humas, Drs. H. Asep Ganiwan.
Hari itu bisa dibilang banyak pengunjung yang datang ke SMAN 78. Namun para siswanya tetap terlihat santai, seolah biasa saja dan tidak merasa ada yang istimewa apalagi merasa terganggu. Hal itu mungkin disebabkan sudah terbiasanya mereka akan keadaan sekolahnya yang sering dijadikan sebagai objek studi modelling sekolah yang lainnya.
Biarpun kegiatan belajar-mengajar seperti di perkuliahan dan sering ada siswa yang tidak masuk kelas dengan alasan tidak ada jam pelajaran atau karena sudah menyelesaikan SKS-nya dan lulus, tapi suasana sekolah begitu tertib dan teratur.
"Rasanya ingin cepat-cepat pulang dan cepat merealisasikan semuanya di sekolah" ungkap Wakasek Kurikulum SMAN 1 Ciamis, Drs. Endang Mulyadi
Setelah semuanya merasa puas dan mendapatkan gamba-ran untuk diterapkan di sekolah pada saat pulang nanti, kunju-ngan pun dilanjutkan ke Dirjen Dikmen Depdiknas RI. Mereka berdialog langsung dengan Drs. Sungkowo selaku Direktorat Pembinaan SMA. Di sana mereka mendapatkan hal-hal baru tentang dunia pendidikan. Terutama mengenai Sekolah Kategori Mandiri (SKM) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Bahkan saking asyiknya berdialog dengan dirjen, kunju-ngan yang tadinya dijadwalkan selama satu jam itu pun menjadi tiga jam.
"Terlalu asyik berdialog dan menjawab berbagai macam perta-nyaan yang be-gitu antusias, menjadi lupa waktu," ung-kap Drs. Sung-kowo, sambil tersenyum melihat jam yang menempel di lengannya ketika menutup pembicaraan.
Sore hari semua rombongan menuju Hotel Cipayung Asri. Sesampainya di hotel, semua dikumpulkan untuk membahas instrumen hasil pembelajaran kunjungan tadi yang akan diterapkan nanti di sekolah.
Diskusi panel dilaksanakan dengan membagi peserta ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diwajibkan untuk mempresentasikan hasil studi pembelajaran di SMA 78 dan Dirjen.
Besok harinya, peserta diajak mengikuti kegiatan outdoor yang dipandu oleh tim outbound. Dengan tujuan untuk dapat lebih mengenal secara individu di antara sesama warga Smansacis.
Peserta pun dibagi dalam beberapa kelompok, tidak terkecuali antara guru dan siswa. Berbagai macam permainan dilakukan dengan dipandu oleh Pengawas dari Disdik, Drs. Yohamir Syamsu
Saat itu semua larut dalam permainan yang memerlukan pemikiran dan keber-samaan untuk menyelesaikannya. Sangat terasa sekali ikatan persaudaraan antara warga Smansacis. Saling membantu dan begitu kompak. Sehingga mendapatkan pujian dari Drs. Asep Saeful Rahmat, M.Si, perwakilan dari Disdik Ciamis.
"Insya Allah tahun depan kita mulai laun-ching SKM dengan menggunakan sistem ‘Moving Class’ pada siswa tahun ajaran 2008/2009" Ujar Kepala SMAN 1 Ciamis, Drs. Asep Ganda Sadikin, ketika dimintai keterangan saat pemberangkatan.
Studi modelling yang bersumber dari dana RAPBS dan sharing SKM dengan Pemda yang menghabiskan dana Rp.54 juta ini pun tidak tanggung-tanggung membawa seluruh warga-nya, mulai dari komite sekolah, tata usaha, guru, pengurus OSIS, sampai satpam dan pesuruh sekolah pun diajak. Hal tersebut, menurut Ketua Komite SMAN 1 Ciamis, Rd. Dida Yudhanegara, S.H yang juga merupakan Wakil Ketua DPRD Ciamis ini, bertujuan agar adanya kesamaan persepsi antar warga sekolah tentang Sekolah Katagori Mandiri dan kesiapan mereka dalam melaksanakan program SKS dan Moving Class.
Saat pertamakali masuk ke lingkungan SMAN 78 Jakarta, langsung terasa atmosfer pembela-jaran yang begitu unik dan menarik, sebab hampir sama dengan susana perkuliahan. Biasanya guru yang harus pindah kelas untuk memberikan materi kepada siswa. Namun ini terbalik, kini menjadi siswa yang harus pindah kelas untuk mendapatkan materi dari guru. Misalnya, untuk mendapatkan materi dari guru mata pelajaran geografi siswa harus ke kelas geografi, untuk mendapatkan materi biologi siswa harus masuk ke kelas biologi, dan be-gitu pula dengan pela-jaran yang lainnya.
Kunjungan Sman-sacis yang berlang-sung selama kurang lebih empat jam itu pun ternyata bersa-maan dengan kunju-ngan SMAN 10 Sema-rang yang pada tahun ajaran baru nanti juga akan mulai menggu-nakan sistem moving class. Di sana secara khusus mereka men-dapatkan materi dari Kepala Sekolah, para Wakasek dan tentu saja anak OSIS-nya tentang SKM dengan meng-gunakan sistem SKS.
"Kita melihat kekurangan dan kelebihannya. Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pene-rapan SKS yang nantinya akan di-laksanakan di se-kolah," ujar Waka-sek Humas, Drs. H. Asep Ganiwan.
Hari itu bisa dibilang banyak pengunjung yang datang ke SMAN 78. Namun para siswanya tetap terlihat santai, seolah biasa saja dan tidak merasa ada yang istimewa apalagi merasa terganggu. Hal itu mungkin disebabkan sudah terbiasanya mereka akan keadaan sekolahnya yang sering dijadikan sebagai objek studi modelling sekolah yang lainnya.
Biarpun kegiatan belajar-mengajar seperti di perkuliahan dan sering ada siswa yang tidak masuk kelas dengan alasan tidak ada jam pelajaran atau karena sudah menyelesaikan SKS-nya dan lulus, tapi suasana sekolah begitu tertib dan teratur.
"Rasanya ingin cepat-cepat pulang dan cepat merealisasikan semuanya di sekolah" ungkap Wakasek Kurikulum SMAN 1 Ciamis, Drs. Endang Mulyadi
Setelah semuanya merasa puas dan mendapatkan gamba-ran untuk diterapkan di sekolah pada saat pulang nanti, kunju-ngan pun dilanjutkan ke Dirjen Dikmen Depdiknas RI. Mereka berdialog langsung dengan Drs. Sungkowo selaku Direktorat Pembinaan SMA. Di sana mereka mendapatkan hal-hal baru tentang dunia pendidikan. Terutama mengenai Sekolah Kategori Mandiri (SKM) dan Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Bahkan saking asyiknya berdialog dengan dirjen, kunju-ngan yang tadinya dijadwalkan selama satu jam itu pun menjadi tiga jam.
"Terlalu asyik berdialog dan menjawab berbagai macam perta-nyaan yang be-gitu antusias, menjadi lupa waktu," ung-kap Drs. Sung-kowo, sambil tersenyum melihat jam yang menempel di lengannya ketika menutup pembicaraan.
Sore hari semua rombongan menuju Hotel Cipayung Asri. Sesampainya di hotel, semua dikumpulkan untuk membahas instrumen hasil pembelajaran kunjungan tadi yang akan diterapkan nanti di sekolah.
Diskusi panel dilaksanakan dengan membagi peserta ke dalam beberapa kelompok. Setiap kelompok diwajibkan untuk mempresentasikan hasil studi pembelajaran di SMA 78 dan Dirjen.
Besok harinya, peserta diajak mengikuti kegiatan outdoor yang dipandu oleh tim outbound. Dengan tujuan untuk dapat lebih mengenal secara individu di antara sesama warga Smansacis.
Peserta pun dibagi dalam beberapa kelompok, tidak terkecuali antara guru dan siswa. Berbagai macam permainan dilakukan dengan dipandu oleh Pengawas dari Disdik, Drs. Yohamir Syamsu
Saat itu semua larut dalam permainan yang memerlukan pemikiran dan keber-samaan untuk menyelesaikannya. Sangat terasa sekali ikatan persaudaraan antara warga Smansacis. Saling membantu dan begitu kompak. Sehingga mendapatkan pujian dari Drs. Asep Saeful Rahmat, M.Si, perwakilan dari Disdik Ciamis.
(Yatun R. Hasbullah/Ganesha)
Komite Sekolah Sangat Berperan Dalam Memajukan Sekolah
Ganesha sengaja menemui Kepala Sekolah SMAN 2 Banjarsari, Dede Hidayat, S.Pd. -yang masih muda dan enerjik- untuk mengetahui pendapat tentang Komite Sekolah.
Bagaimana sesungguhnya mekanisme pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah?
Sebenarnya Dewan Pendidikan Sekolah diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang ditunjuk oleh Bupati/Walikota dan atau masyarakat. Namun SMAN 2 Banjarsari berbeda dengan yang lain karena merintis dari awal maka para pendirinya terdiri dari tokoh masyarakat dan orangtua siswa. Adapun Ketua Komite Sekolah SMAN 2 Banjarsari adalah Apan S Iskandar dibantu Anggota Komite Sekolah sebanyak 5 orang. Sesuai dengan ketentuan anggotanya harus berjumlah ganjil.
Apa keuntungan adanya Dewan Pendidikan Sekolah dan Komite Sekolah bagi sekolah dan pemerintah?
Keuntungan adanya Dewan Pendi-dikan dan Komite Sekolah adalah membantu proses operasional sekolah terutama dalam hal pembiayaan berupa menggalang dana masyarakat untuk penyelenggaraan pendidikan, memberi-kan masukan, pertimbangan, serta rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai kebijakan dan program pendidikan, RAPBS, kriteria kinerja pendidikan, kriteria tenaga pendidikan, fasilitas pendidikan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pendidikan. Tapi sebenarnya kalau di daerah hanya namanya saja yang berbeda namun memiliki paradigma yang sama, berbeda halnya dengan DP dan KS di kota.
Apakah Dewan Pendididikan dapat membentuk koordinator tingkat kecamatan?
Komite sekolah tidak ada hubungan hirarkie antara sekolah yang satu dengan yang lain (independen) seperti OSIS. Sejauh ini belum ada peraturan untuk membentuk koordinator tingkat kecamatan namun kalaupun ada bisa saja untuk menyamakan persepsi.
Apakah Pegawai Negeri Sipil (PNS), seperti guru, dosen, pegawai di kantor pemerintah, dan sebagainya dapat dipilih menjadi Ketua Komite Sekolah?
Komite sekolah bukanlah lembaga birokrasi. Dilihat dari susunan kepengurusan komite sekolah, guru merupakan salah satu unsur yang terlibat di bidang pendidikan yang tidak boleh menjadi ketua komite di sekolah tersebut namun bisa di tempat lain.
Apakah ketua dan anggota Komite Sekolah dapat dijabat oleh seorang yang masih aktif sebagai ketua dan anggota suatu partai politik?
Sejauh ini tidak ada aturan yang jelas namun kalau sudah terpilih menjadi ketua harus streril dari partai politik karena Komite Sekolah bukan merupakan ajang politik praktis. Dalam Buku Pedoman Umum Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah dijelaskan bahwa kepengurusan dan keanggotaan Komite Sekolah berasal dari elemen masyarakat yang terdiri dari perwakilan orangtua/wali peserta didik, tokoh masyarakat, anggota masyarakat yang memiliki perhatian terhadap pendidikan, pejabat pemerintah setempat, dunia usaha dan dunia industri (DUDI), pakar pendidikan yang memiliki kepedulian terhadap pendidikan, organisasi profesi tenaga kependidikan, perwakilan alumni dan perwakilan Komite Sekolah yang disepakati.
Apakah anggota Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah harus berkedudukan di wilayah yang bersangkutan?
Iya, tujuannya agar dapat memantau program yang dibuat pihak sekolah sesuai tidaknya dengan RAPBS.
Mengapa harus ada AD/ART dalam pembentukan Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah?
Agar dalam pelaksanaan kegiatan organisasi Komite Sekolah mempunyai pedoman atau rambu-rambu tujuan (arahnya mau kemana). Dewan Pendidikan wajib memiliki AD/ART. Anggaran Dasar sekurang-kurangnya memuat dasar, tujuan dan kegiatan, keanggotaan dan kepengurusan, hak dan kewajiban anggota dan pengurus, keuangan, mekanisme kerja dan rapat-rapat, perubahan AD/ART dan pem-bubaran organisasi. Sedangkan Anggaran Rumah Tangga sekurang-kurangnya memuat mekanisme pemilihan dan penetapan anggota dan pengurus, rincian tugas anggota dan pengurus, masa bakti keanggotaan dan kepengurusan, kerjasama dengan pihak lain dan pertanggungjawaban pelaksana program kerja.
Siapakah yang menyusun AD/ART?
Komite Sekolah menyusun Anggaran Rumah Tangga sedangkan Anggaran Dasar sudah ada karena telah diseragamkan oleh Dinas Pendidikan.
Pada masa berlakunya BP3, kepala sekolah berkedudukan sebagai Pembina BP3, apakah ini juga berlaku pada Komite Sekolah?
Tidak, posisinya tidak seperti itu, komite dan kepala sekolah menjalin kemitraan dan fungsi Komite Sekolah adalah menjembatani sekolah dan orangtua siswa.
Apakah anggota Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah berhak mendapat gaji atau kontraprestasi?
Kalau dilihat dari susunan RAPBS sebenarnya punya hak dan ada anggaran anggota Komite Sekolah. Namun di SMAN 2 Banjarsari tidak ada karena selain masih baru juga RAPBS yang disusun tidak sesuai dengan jumlah yang masuk, misalnya dibuat Rp. 100 juta, dana yang masuk Rp. 60 juta, jadi tidak ada kelebihan untuk memberikan gaji. Karena itu ketua Komite Sekolah maupun anggotanya betul-betul mengabdikan diri kepada dunia pendidikan.
Apakah Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah harus menyusun program kerja?
Harus. Susunan program kerja dicroscek dengan susunan RAPBS begitu juga keterlibatannya.
Untuk SMAN 2 Banjarsari yang berlokasi agak jauh dari kota kecamatan dan belum lama berdiri, berkat kerjasama sekolah dan Komite Sekolah yang gesit sampai saat ini sudah mendapat bantuan dari Pemerintah. Sekolah yang terletak di Cigayam ini sudah memiliki kelengkapan fasilitas 6 ruang kelas, 1 ruang Lab.IPA, 1 ruang Lab. Komputer berfasilitas internet.
Ciamis Jadi Percontohan Jardiknas di Indonesia "Guru Bisa Mengakses Internet Hanya Dengan Keleng Susu"
Ciamis kembali menorehkan prestasi, kali ini dalam bidang Teknologi Informasi. Dalam bidang pengembangan Jaringan Pendidikan Nasional atau yang lebih dikenal dengan Jardiknas Ciamis dianggap daerah paling berhasil bersama tiga daerah lainnya yakni Kota Bandung dan Kota Surabaya. Oleh karena itu, Kadisdik Ciamis Drs. H. Wawan A.S Arifien, MM, menjadi pembicara dalam Workshop Jardiknas dan Lokakarya Pustaka Maya di Depdiknas Jakarta. Workshop itu sendiri dihadiri oleh para Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kota se-Indonesia.
Menurut Wawan saat ini 40 persen daerah di Kabupaten Ciamis sudah men-dapatkan program Jardiknas. Ditargetkan di tahun 2008 sebanyak 75 persen daerah di Ciamis sudah bisa menikmati program ini. Bahkan Ciamis akan segera men-jalankan program Depdiknas yang lain yakni Pustaka Maya.
Kini tidak hanya sekolah, UPTD, dan pesantren-pesantren sudah bisa menik-mati sarana ini. Dengan teknologi ini tidak hanya memudahkan para guru dan siswa mencari bahan pelajaran tapi juga memudahkan komunikasi antar lembaga pendidikan. "Dengan Jardiknas komu-nikasi bisa dijalin dengan lebih mudah, murah, dan cepat," jelasnya.
Diharapkan agar dengan semakin meluasnya jaringan internet ini para guru dan siswa bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas SDM. Untuk memudahkan para guru mengakses internet bahkan kini sedang dikembangkan teknologi akses internet dengan kaleng susu bekas sehingga para guru akan lebih mudah mengakses internet.
Keberhasilan ini menurut Wawan tidak lepas dari kerja keras tim ICT yang terpusat di SMKN 1 Ciamis. Kadisdik sangat apresiatif dan bangga dengan kerja keras mereka. Saat ini ICT Ciamis dipusatkan di SMKN 1 Ciamis dari sinilah jaringan kemudian menyebar ke daerah-daerah di Ciamis. (Berita terkait baca Menengok Pustakamaya & Jardiknas Kabupaten Ciamis; Nn/Ganesha)
Menurut Wawan saat ini 40 persen daerah di Kabupaten Ciamis sudah men-dapatkan program Jardiknas. Ditargetkan di tahun 2008 sebanyak 75 persen daerah di Ciamis sudah bisa menikmati program ini. Bahkan Ciamis akan segera men-jalankan program Depdiknas yang lain yakni Pustaka Maya.
Kini tidak hanya sekolah, UPTD, dan pesantren-pesantren sudah bisa menik-mati sarana ini. Dengan teknologi ini tidak hanya memudahkan para guru dan siswa mencari bahan pelajaran tapi juga memudahkan komunikasi antar lembaga pendidikan. "Dengan Jardiknas komu-nikasi bisa dijalin dengan lebih mudah, murah, dan cepat," jelasnya.
Diharapkan agar dengan semakin meluasnya jaringan internet ini para guru dan siswa bisa memanfaatkannya untuk meningkatkan kualitas SDM. Untuk memudahkan para guru mengakses internet bahkan kini sedang dikembangkan teknologi akses internet dengan kaleng susu bekas sehingga para guru akan lebih mudah mengakses internet.
Keberhasilan ini menurut Wawan tidak lepas dari kerja keras tim ICT yang terpusat di SMKN 1 Ciamis. Kadisdik sangat apresiatif dan bangga dengan kerja keras mereka. Saat ini ICT Ciamis dipusatkan di SMKN 1 Ciamis dari sinilah jaringan kemudian menyebar ke daerah-daerah di Ciamis. (Berita terkait baca Menengok Pustakamaya & Jardiknas Kabupaten Ciamis; Nn/Ganesha)
Ngaguar Kamelang Bale Sawala Galuh Raya
"Hanacaraka Data Sawala"
Sawalakeun…
Naon anu jadi titis diri kasajatian
urang Tatar Galuh
Naon anu jadi kameumeut, kareueus, kasono
urang Tatar Galuh
Sawalakeun deui
Naon anu jadi kamelang, kahariwang, katugenah
urang Tatar Galuh
Bagja diri, cilaka diri…
Hiji pagunem nu lain catur pikeun batur
Tetep sawalakeun, yen….
Galuh tetep Galuh,…
Urang Galuh tetep urang Galuh
Tatar anu ngujur acan ujur,
Galuh anu luhung acan kaduhung
"Hanacaraka Data Sawala padadjayanya mahabatanga" yang artinya ada utusan yang datang lalu bertengkar. Keduanya sama gagahnya, tetapi keduanya kemudian menjadi mayat. Adalah sebuah syair dari Rd. Ronggowarsito. Berangkat dari syair yang isinya dapat mengingatkan akan salah satu peristiwa serangan Mataram ke Tatar Galuh yang mengakibatkan terjadinya banjir darah, Bale Sawala Galuh Raya yang dikoordinir oleh Toni Apriantoni Ikhlas, SH, menggelar sebuah acara apresiasi budaya yang bertajuk "Ngaguar Kamelang" dengan tema "Galuh Baheula Inspirasi Pikeun Galuh Kiwari" pada Sabtu, 26 Januari di Padepokan Seni Rengganis Ciamis.
Gagasan dari Bale Sawala Galuh Raya ternyata cukup mendapat respon dan apresiasi yang positif dari berbagai tokoh masyarakat. Nampak hadir pada kesempatan itu R. Toyo Jayakusumah, keturunan dari Bupati Ciamis pertama RA. Kusumadiningrat. Etom Suryana dari paguyuban Galuh Binangkit. Rita, S.Sn., dosen karawitan STSI Bandung. RA. Masmu, tokoh masyarakat Ciamis, Drs. Muchtar, Pengawas TK/SD Kec. Ciamis, Drs. Nana Sumriana Kasi Kesenian Disbudpar Kab. Ciamis, Encim, S.Pd. Pengawas Mapel Seni dan Budaya SMP. Dari sekitar 100 orang yang hadir, nampak cukup mendominasi para seniman, baik dari seniman tradisi maupun seniman kontemporer.
Apresiasi budaya "Ngaguar Kamelang" yang inti permasalahannya ingin mengajak kembali masyarakat Tatar Galuh untuk membuka kembali lembaran-lembaran sejarah Galuh sebagai pijakan dalam membangun Kabupaten Ciamis. Baik dari sisi budaya, ekonomi maupun sosial.
Bukan tanpa alasan Bale Sawala Galuh Raya punya perhatian terhadap nafas ke-Galuh-an yang saat ini hanya nampak pada casing-nya saja. Seperti diceritakan oleh Toni Ikhlas, bahwa dalam berbagai kehidupan masyarakat Ciamis, nama Galuh selalu menyertainya. Seperti Universiatas Galuh, Gelanggang Galuh Taruna, Galuh Rahayu, Viking Galuh, Persatuan Sepak Bola Galuh, Dewan Kesenian Galuh, Stadion Galuh, Pasar Galuh Kawali, dll. Akan tetapi perhatian peme-rintah dan masyarakat Ciamis sendiri terhadap aura ke-Galuh-an yang sejati sampai saat ini belum terasa denyutnya. Salah satunya, diungkapkan oleh seorang mahasiswi jurusan sastra Jepang, bahwa dia lebih mengenal sejarah Jepang yang memang dipelajarinya dibandingkan dengan sejarah Tatar Galuh. Missing-link tersebut diharapkan dapat segera ditautkan kembali dengan memasukkan muatan lokal sejarah Tatar Galuh ke sekolah-sekolah.
Acara yang dimulai pada pukul 20.00 ini diawali dengan tembang Cianjuran dari Sanggar Dadak-sakala Kawali pimpinan Yaya Ganda Koncara. Kemudian dilanjutkan dengan Sendratari dari Padepokan Rengganis yang berjudul "Bedah Ciancah", dengan sutradara/koreografi Wan Ariaganis, penata karawitan Cay RS, naskah DJ Nurdani, dan ide cerita Pandu Radea. Sendratari itu menceritakan tentang serangan dari Mata-ram yang mengakibatkan terjadinya banjir darah di Tatar Galuh. Peritiwa tersebut, menurut salah satu versi, besar kemungkinan merupakan cikal bakal berubahnya Kabupaten Galuh menjadi Kabupaten Ciamis. Karena nama Ciamis mungkin berasal dari kata "Ci" yang artinya cai/air dan "Amis" artinya anyir (bahasa Jawa). Yang dilatarbelakangi oleh peristiwa perang di daerah Ciancah itu.
Yang menarik dari acara Apresiasi Budaya itu adalah pasca Toni Ikhlas berorasi tentang maksud dan tujuan didirikannya Bale Sawala Galuh Raya. Dengan dipandu oleh Cay Ersas dan DJ Nurdani secara bergiliran para tokoh masyarakat dengan antusias memberikan pendapatnya tentang ke-Galuh-an masa dulu dan masa sekarang.
Kesimpulan dari tokoh-tokoh masyarakat yang tampil memberi-kan orasinya, intinya mendukung langkah-langkah ke depan yang akan dilakukan oleh Bale Sawala Galuh Raya.
Apa yang telah digelar oleh Bale Sawala Galuh Raya di Sanggar Rengganis merupakan awal dari berbagai program yang telah disusunnya. Salah satunya bulan depan bertempat di Situs Jamban-sari akan dilaksanakan diskusi panel tentang sejarah Galuh, yang akan menghadirkan pakar sejarah dari salah satu per-guruan tinggi di Bandung.
Yang menarik yang terungkap dari Toni Ikhlas, bahwa ke depan bukan tidak mungkin dari hasil musya-warah akan mendorong nama Ciamis dikembalikan lagi ke Kabupaten Galuh.
Walaupun demikian, beberapa tokoh masyarakat yang enggan memberikan pendapatnya di atas pentas, mempertanyakan ada apa sebenarnya di balik kegiatan itu. Bahkan beberapa tokoh budayawan yang enggan menyebutkan jati dirinya, memperkirakan wadah tersebut merupakan bagian dari strategi menuju Pilkada Ciamis. Wallahualam. (Dang’Q/Ganesha)
Istri Ketua MPR Hidayat Nurwahid Meninggal Dunia
Kabar duka datang dari Yogyakarta, setelah mengalami koma, tim dokter memastikan istri Ketua MPR Hidayat Nurwahid, Kastian Indriawati meninggal dunia. "Beliau meninggal dunia pukul 00.49 WIB," ungkap humas PKS Hartono yang sedang berada di RS Yogya Internasional Hospital, Yogyakarta, Senin, 22 Januari 2008.
Hartono mengungkapkan, Kastian memang sudah lama menderita penyakit teroid dan menjalani perawatan secara rutin seminggu sekali di RSPAD Jakarta. "Penderita penyakit tersebut tidak boleh capek. Namun, usai ibadah haji, beliau sibuk mengurus anak-anaknya di Gontor," jelasnya.
Ketua MPR Hidayat Nurwahid bersama puluhan aktivis PKS berada di rumah sakit. Seluruh kader PKS berduka cita atas kehilangan istri mantan presidennya.
Kastian Indriawati akrab disapa Ummi Ina jatuh sakit pada Kamis (17/1). Diduga, Ummi Ina sakit karena kelelahan sepulang menunaikan ibadah haji. Sehari sebelum sakit, Ummi Ina sedianya ingin ke Ponpes Gontor, Ngawi, dan Ponorogo, Jawa Timur untuk menjenguk putri sulungnya Ina dan Ala Qoiru putra ketiga yang terkena musibah kebanjiran.
"Karena mendapat kabar putra putrinya kebanjiran sampai baju-bajunya hanyut, meski sudah kelelahan ibu memaksa ingin berangkat ke Gontor dan Ponorogo menjemput putra-putri-nya pada hari Rabu itu," urai Imam.
Ummi Ina sempat belanja dan membersih-kan rumah hingga pukul 21.00. Dari situlah, dia mengeluh sakit sampai akhirnya harus dibawa ke rumah sakit. Awalnya Kastiyan dirawat di RS Islam Kalasan. Karena kekurangan peralatan kemudian Kastiyan dipindahkan ke RS Yogya Internasional Hospital.
SBY Melayat
Presiden SBY me-nyempatkan diri menya-latkan jenazah Ny Kastian Indriawati (45), istri Ketua MPR Hidayat Nurwahid. Salat diimami Hidayat sendiri.
Usai salat jenazah di rumah duka yang ber-lokasi di Dusun Kadipa-ten Lor RT 3 RW 8, Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (22/1/2008), SBY sempat memanjatkan doa.
Dalam doanya, SBY meminta agar keluarga yang ditinggalkan tawakal, tabah menghadapi ujian yang maha berat ini. "Kami berharap tetap ada hari esok yang lebih baik," kata SBY.
Presiden SBY mengaku mengenal sosok almarhu-mah bukan hanya tekun dalam beribadah, tetapi juga dalam kegiatan sosial, pendidikan dan lain-lain.
"Kepergian beliau ten-tulah yang terbaik bagi Allah SWT, meskipun terus terang kami semua terkejut atas kewafatan almarhumah. Kami semua mendoakan almar-humah diterima di sisi Allah SWT, sesuai dengan amal ibadah, pengabdian dan apa yang dilakukan untuk umat, bangsa dan negara," katanya.
Sebelum salat jenazah, Hidayat sempat men-ceritakan kronologi sakit yang diderita istrinya hingga ajal menjemput. Hidayat menuturkan, sepulang menjalankan ibadah haji awal Januari lalu, istrinya menjalani kegiatan yang tidak henti-hentinya. Mulai menerima kunjungan tamu hingga menyiapkan rencana kunjungan mereka ke Ponpes Gontor.
Di ponpes ini, anak sulung dan anak ketiga Hidayat, Inayahzzilati dan Allakhoiri, menuntut ilmu. Saat banjir besar melanda Jawa Tengah dan Jawa Timur, pondokan kedua putranya itu ikut kebanjiran. Kamis 17 Januari, kata Hidayat, rencananya mereka akan berkunjung ke Gontor.
Namun dini hari itu Kastian dirawat. Hari itu Hidayat Nurwahid sedang berada di Ciamis, Jawa Barat bersama Ketua PB-PGRI Prof.M.Surya, untuk memberikan materi pada sebuah seminar Imtaq di Islamic Centre.Bahkan para peserta seminar berdoa bagi kesembuhan Kastian, namun Tuhan berkehendak lain.
Hartono mengungkapkan, Kastian memang sudah lama menderita penyakit teroid dan menjalani perawatan secara rutin seminggu sekali di RSPAD Jakarta. "Penderita penyakit tersebut tidak boleh capek. Namun, usai ibadah haji, beliau sibuk mengurus anak-anaknya di Gontor," jelasnya.
Ketua MPR Hidayat Nurwahid bersama puluhan aktivis PKS berada di rumah sakit. Seluruh kader PKS berduka cita atas kehilangan istri mantan presidennya.
Kastian Indriawati akrab disapa Ummi Ina jatuh sakit pada Kamis (17/1). Diduga, Ummi Ina sakit karena kelelahan sepulang menunaikan ibadah haji. Sehari sebelum sakit, Ummi Ina sedianya ingin ke Ponpes Gontor, Ngawi, dan Ponorogo, Jawa Timur untuk menjenguk putri sulungnya Ina dan Ala Qoiru putra ketiga yang terkena musibah kebanjiran.
"Karena mendapat kabar putra putrinya kebanjiran sampai baju-bajunya hanyut, meski sudah kelelahan ibu memaksa ingin berangkat ke Gontor dan Ponorogo menjemput putra-putri-nya pada hari Rabu itu," urai Imam.
Ummi Ina sempat belanja dan membersih-kan rumah hingga pukul 21.00. Dari situlah, dia mengeluh sakit sampai akhirnya harus dibawa ke rumah sakit. Awalnya Kastiyan dirawat di RS Islam Kalasan. Karena kekurangan peralatan kemudian Kastiyan dipindahkan ke RS Yogya Internasional Hospital.
SBY Melayat
Presiden SBY me-nyempatkan diri menya-latkan jenazah Ny Kastian Indriawati (45), istri Ketua MPR Hidayat Nurwahid. Salat diimami Hidayat sendiri.
Usai salat jenazah di rumah duka yang ber-lokasi di Dusun Kadipa-ten Lor RT 3 RW 8, Kebondalem Kidul, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (22/1/2008), SBY sempat memanjatkan doa.
Dalam doanya, SBY meminta agar keluarga yang ditinggalkan tawakal, tabah menghadapi ujian yang maha berat ini. "Kami berharap tetap ada hari esok yang lebih baik," kata SBY.
Presiden SBY mengaku mengenal sosok almarhu-mah bukan hanya tekun dalam beribadah, tetapi juga dalam kegiatan sosial, pendidikan dan lain-lain.
"Kepergian beliau ten-tulah yang terbaik bagi Allah SWT, meskipun terus terang kami semua terkejut atas kewafatan almarhumah. Kami semua mendoakan almar-humah diterima di sisi Allah SWT, sesuai dengan amal ibadah, pengabdian dan apa yang dilakukan untuk umat, bangsa dan negara," katanya.
Sebelum salat jenazah, Hidayat sempat men-ceritakan kronologi sakit yang diderita istrinya hingga ajal menjemput. Hidayat menuturkan, sepulang menjalankan ibadah haji awal Januari lalu, istrinya menjalani kegiatan yang tidak henti-hentinya. Mulai menerima kunjungan tamu hingga menyiapkan rencana kunjungan mereka ke Ponpes Gontor.
Di ponpes ini, anak sulung dan anak ketiga Hidayat, Inayahzzilati dan Allakhoiri, menuntut ilmu. Saat banjir besar melanda Jawa Tengah dan Jawa Timur, pondokan kedua putranya itu ikut kebanjiran. Kamis 17 Januari, kata Hidayat, rencananya mereka akan berkunjung ke Gontor.
Namun dini hari itu Kastian dirawat. Hari itu Hidayat Nurwahid sedang berada di Ciamis, Jawa Barat bersama Ketua PB-PGRI Prof.M.Surya, untuk memberikan materi pada sebuah seminar Imtaq di Islamic Centre.Bahkan para peserta seminar berdoa bagi kesembuhan Kastian, namun Tuhan berkehendak lain.
(uky/ap/ganesha)
Menengok Pustakamaya & Jardiknas Kab. Ciamis
Baru-baru ini Kabupaten Ciamis meraih prestasi di bidang pendidikan. Pustakamaya dan Jardiknas Kabupaten Ciamis masuk tiga besar terbaik bersama Kota Bandung dan Kota Surabaya. Apa itu Pustakamaya? Berikut laporan Arif, dari tabloid Ganesha
....................................................
Nama Pustakamaya masih terdengar asing di sebagian besar telinga pembaca. Apakah ini nama seorang gadis cantik? Ataukah nama perpustakaan milik Neng Maya? Dodo Supriadi, seorang System Administrator SMK Negeri 1 Ciamis menjelaskan bahwa, Pustakamaya adalah perpustakaan yang terdapat di dunia maya. Dalam Bahasa Inggrisnya disebut Digital Library atau Virtual Library.
Pustakamaya di Kabupaten Ciamis masih dalam taraf peren-canaan dan persiapan. Cikal bakal dari Pustakamaya ini adalah Jardik-nas (Jejaring Pendidikan Nasional). Bersamaan dengan perluasan akses Jardiknas melalui media wireless ke berbagai pelosok Kabu-paten Ciamis, melalui program block-grant dari Biro PKLN (Peren-canaan dan Kerjasama Luar Negeri) Departemen Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis mencoba mengembangkan program Pustakamaya. Pustakamaya ini akan lebih memperkaya layanan e-learning Jardiknas Ciamis.
Rencana Peluncuran Pustakamaya di Kabupaten Ciamis sangat didukung oleh Depdiknas. Pada tanggal 15 Januari 2008, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis, Drs. H. Wawan AS. Arifien diundang sebagai salah seorang narasumber dalam Workshop Nasional Pustakamaya yang diselenggarakan oleh Depdiknas. Wawan memaparkan program Jardiknas dan Pustakamaya di Kabupaten Ciamis. Selain dari Kabupaten Ciamis, juga dihadirkan Kadisdik Kota Bandung dan Kota Surabaya juga sebagai narasumber. Ini tentu saja merupakan suatu kebanggaan karena Jardiknas Kabupaten Ciamis menjadi bagian dari tiga besar Jardiknas terbaik di Indonesia selain Kota Bandung dan Kota Surabaya. Kabupaten Ciamis dipercaya menjadi salah satu peserta pilot project Pustakamaya bersama 55 kota dan kabupaten lain se Indonesia.
"Jardiknas Kabupaten Ciamis mulai online penuh sejak 1 Maret 2007", tutur Dodo. "Fungsi dari Jardiknas adalah untuk memu-dahkan proses pengiriman data dan akses dari seluruh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dan Proponsi serta Departemen Pendi-dikan Nasional," tambah Dodo. Program tersebut dapat terselenggara berkat kerjasama Depdiknas dengan Telkom yang menyedia-kan bandwidth.
Tutur Dodo, antara Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis dan ICT Center di SMKN 1 Ciamis dibuat link backbone wireless dengan bandwidth 15 Mbps. Bandwidth Jardiknas sebagian dipakai Disdik sebagian lagi disebarkan ke sekolah-sekolah/lembaga pendidikan yang tergabung ke ICT Center di SMKN 1 Ciamis. Melalui program ICT Center dan ICT Client tahun 2006 telah terhubung 35 sekolah (SLTP & SLTA). Bergabung secara swadaya: 2 perguruan tinggi, 1 pesantren dan 1 PKBM. Sehingga sampai pertengahan tahun 2007 telah terinterkoneksi 42 lembaga pendidikan. Untuk menghubungkan 42 lembaga di atas terdapat 1 BTS Induk di ICT Center (SMKN 1 Ciamis) dan 4 BTS Ekspansi yang melayani 8 kecamatan.
Melalui program Schoolnet (wireless) yang diterima bulan Oktober 2007, tersambung lagi 70 sekolah (SD, SLTP, SLTA). Sekolah tersebut menerima bantuan alat penerima (wireless client) senilai Rp. 2,4 juta. Dari dana swadaya penerima block-grant Schoolnet telah diba-ngun 4 BTS baru serta 1 BTS dari dana pendamping pemerintah daerah sehingga total cakupan wilayah layanan Jardiknas melalui media wireless dapat dinikmati di 14 keca-matan yang tersebar di sekitar ibu kota Kabu-paten, Ciamis wilayah barat seperti Kecamatan Cikoneng, Cihaurbeuti dan Sindangkasih. Wilayah utara seperti Keca-matan Kawali, Cipaku, Jatinagara dan Rajadesa. Wilayah tenggara menca-kup Banjarsari, Padahe-rang, Mangunjaya, Kalipu-cang, Lakbok, Purwadadi. Rencana ke depan untuk mendukung Program Pus-takamaya akan dibuat BTS di Pangandaran yang men-cakup wilayah pesisir selatan Ciamis, mulai dari Kecamatan Pangandaran sampai Cimerak.
Dari program-program bantuan ICT tersebut akan tergabung 120 institusi pendidikan yang berada di lokasi-lokasi strategis sebagai titik akses program-program ICT selanjutnya seperti Pustakamaya.
Menjelang akhir tahun 2007 juga telah tersambung Jardiknas dengan para guru sebagai implementasi program TeacherNet. Dalam program tersebut para guru dapat mengakses jaringan Jardiknas secara gratis. Namun sebagai kompensasi mereka harus membuat makalah, karya ilmiah, dan karya tulis lainnya dengan tema bebas. Karya-karya tersebut nantinya dimasukan sebagai konten Pustakamaya.
Untuk membangun, memelihara, dan mengembangkan Jardiknas, Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis telah melakukan inventa-risasi Sumber Daya Manusia. Komponen ini sangat penting demi keseimbangan program. Para teknisi tersebut berasal dari tenaga teknisi ICT Dinas Pendidikan Kabupaten Ciamis; tenaga teknisi ICT Center Kabupaten Ciamis; teknisi Jardiknas yaitu mahasiswa D3 TKJ (Teknologi Komputer Jaringan) tingkat 1 sebanyak 40 orang dan tingkat 2 sebanyak 46 orang; serta guru-guru yang tergabung dalam TeacherNet.
Dalam rangka peluncuran Pustakamaya di Kabupaten Ciamis tahun 2008, telah disusun beberapa program. Program pertama adalah pengadaan Server pada minggu ke 3 Januari 2008. Saat ini sudah dipesan. Berikutnya instalasi dan pengujian system pada minggu ke 3–4 Januari 2008, dilakukan oleh teknisi ICT Disdik dan ICT Centre. Program terakhir adalah pengisian konten. Server tersebut nantinya diisi dengan berbagai konten yang berisi buku-buku elektronik/digital seperti buku pelajaran maupun pengetahuan umum. Adapun yang mengisi konten tersebut para guru yang tergabung dengan TeacherNet, MGMP/KKG dan pihak lain yang bersedia menyumbang konten. Selain itu konten juga berasal dari Pusat Perpustakaan Nasional, LIPI, Diknas, ITS, ITB dan sebagainya.
"Para pengguna Pustakamaya juga dapat mengakses jaringan perpustakaan kota/kabupaten lain." ujar Dodo yang sudah lama berkiprah di dunia jaringan komputer.
Setiap melaksanakan program selalu ada permasalahan demikian juga dengan program Jardiknas dan Pustakamaya. Perma-salahan yang timbul adalah penye-baran SDM yang memiliki kemam-puan teknis TIK tidak merata. Ada sekolah yang mempunyai tenaga TIK yang handal namun ada yang tidak memiliki sama sekali. Permasalahan yang lain berkaitan dengan peralatan TIK. Di beberapa sekolah peralatan TIK khususnya komputer sangat terbatas bahkan ada juga yang tidak memiliki. Sehingga siswa sangat kurang dalam mengakses informasi.
"Topografi juga merupakan salah satu kendala. Sebagian wilayah Kabupaten Ciamis bergunung-gunung mengakibatkan terkadang jaringan susah terakses. Sarana telekomunikasi menjadi barang langka dan mahal." Ujar Dodo.
Kendala yang lain adalah kepedulian terhadap teknologi dan informasi dari masing-masing tingkatan pendidikan sangat beragam. Pada umumnya yang sangat responsif menyambut kehadiran TIK adalah SLTP dan SLTA. Untuk tingkatan sekolah dasar masih kurang. Mungkin karena pemahaman yang kurang tepat mengenai internet ataupun karena kendala biaya. "Jangan merasa belum butuh teknologi", demikian tegas Dodo. "Ke depan teknologi dan informasi sangat dibutuhkan khususnya untuk kegiatan belajar mengajar", tambah Dodo. Guru-guru dapat mempersiap-kan bahan pelajaran dari Pustakamaya.
Hal senada disampaikan oleh Kepala Sekolah SMKN 1 Ciamis, Drs. Hadi Sumantoro, yang menyatakan kendala utama adalah kemampuan SDM selain kepedulian dari pihak sekolah terhadap TIK. Untuk pemberdayaan SDM pada saat ini ada program pemberian beasiswa bagi tenaga TIK di sekolah-sekolah. Mereka di sekolahkan di STMIK Tasik-malaya. Pada saat ini sudah ada dua angkatan yang memperoleh beasiswa.
Untuk mengatasi semua permasalahan tersebut diperlukan pemberdayaan ICT Center Kabupaten Ciamis secara lebih optimal terutama dengan melaksanakan pelatihan TIK termasuk di dalamnya pembuatan konten Pustakamaya. Penambahan kuota mahasiswa D3 TKJ pada tahun-tahun mendatang. Penyediaan perangkat komputer baik secara swadaya maupun dana block grant (pusat dan daerah). Perluasan Jardiknas hingga pelosok daerah melalui media wireless dengang memanfaatkan sekolah-sekolah yang berada di titik ideal untuk pembangunan BTS/repeater.
(Arief/Nana/Ganesha)
Langganan:
Postingan (Atom)