Senin, 19 November 2012

Guru Ciamis Bisa Mengajar Siswa Sumatera

Kemendikbud Luncurkan Kelas Maya
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan (Pustekkom), meluncurkan Kelas Maya, Jumat (9/11/2012). Kelas ini sebagai pengembangan program Rumah Belajar.
........................................
Dengan Kelas Maya, guru dan siswa tidak lagi dibatasi ruang untuk saling berinteraksi.
Rumah Belajar merupakan portal yang dibangun oleh Kemendikbud untuk memfasilitasi ketersediaan konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik.
Sejumlah konten yang nantinya tersedia di Kelas Maya Portal Rumah Belajar di antaranya bahan belajar interaktif yang dilengkapi dengan media pendukung gambar, animasi, video dan simulasi.
Kepala Pustekkom Kemendikbud, Ari Santoso, mengatakan Kelas Maya merupakan dukungan bagi proses pembelajaran yang lebih terintegrasi, baik dari sisi konten maupun proses interaksi antara guru dan murid.
"Kita tahu proses belajar mengajar tergantung pada peran guru. Karena terbatasnya jumlah guru, maka guru bisa mengadakan kelas maya, dimana muridnya bisa memilih guru itu dari mana saja, sehingga guru bisa mengajar murid dari semua pelosok Indonesia," ujar Ari di Kemendikbud, Kamis (8/11).
Sesuai dengan Permen 24 tahun 2012 tentang pembelajaran jarak jauh, memang diperuntukkan bagi perguruan tinggi. Namun, kata Ari, dalam Undang-undang Sisdiknas ada satu klausul yang mengatur tentang perlakuan khusus bagi daerah tertentu.

Maka kelas maya ini bisa dimanfaatkan, misalnya guru di Ciamis dapat berinteraksi dengan murid di Sumatera. Artinya murid bisa mendapatkan ilmu dari guru berbeda, bisa kolaborasi guru dan murid dimana saja dengan menggunakan program yang Ditambahkan dia, bahwa program ini sebenarnya sudah berjalan dan telah diterapkan di 16 sekolah di Indonesia, yang mengakses situs Rumah Belajar. Tidak hanya itu Portal ini tidak hanya untuk siswa dan guru mulai dari TK-SLTA, tapi juga dosen dan mahasiswa.
Sementara itu Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Musliar Kasim mengatakan nantinya akan ada 100 ribu sekolah bisa meggunakan proses pembelajaran pakai TIK ini.
Dengan TIK kata dia,  proses belajar mengajar jadi lebih menarik. Karena semua proses pembelajaran bisa diakses lewat TIK. Siswa dan guru tidak lagi dibatasi ruang dan waktu dalam belajar mengajar.
"Kelas Maya menggunakan TIK yang tersedia dalam portal Rumah Belajar ini bisa diakses di mana-mana. Basis pertama adalah provinsi. Dengan pembelajaran TIK semangat anak-anak lebih meningkat serta terbukti meningkatkan efisiensi belajar mengajar," jelas Musliar.
Yang tidak kalah penting, lanjut Musliar, TIK memiliki fungsi untuk pembangunan karakter, karena TIK terkoneksi, TIK menyediakan semua konten pelajaran yang dirancang oleh guru-guru dari seluruh tanah air.
"Konten dalam TIK ini erat hubungannya dengan pendidikan karakter bangsa dengan berbagai fungsi lainnya," pungkas Musliar.
Katanya,  Rumah Belajar merupakan portal yang dibangun oleh Kemendikbud untuk memfasilitasi ketersediaan konten bahan belajar yang dapat dimanfaatkan oleh pendidik dan peserta didik. Sejumlah konten tersedia di Kelas Maya.

Belajar Mengajar Kian Mudah
Menurut Staf Bidang PTP Berbasis Web dan Multimedia, Pustekkom, Hasan Chabibie, S.T. , dengan adanya Portal Rumah Belajar aktivitas mengajar dan belajar bagi para guru dan siswa kini bakal makin mudah dan menyenangkan. Ini seiring munculnya terobosan baru dari Kementerian Pendidikan Nasional yang meluncurkan portal rumah belajar, Portal ini dapat diakses dengan alamat http://belajar.kemdiknas.go.id.  Sebuah Portal yang didesain khusus sesuai dengan kebutuhan stakeholder pendidikan dan diharapkan mampu menjawab ‘digital devide’ dalam dunia pembelajara.
Portal rumah belajar merupakan media belajar berbasis internet (on line) yang dibangun secara khusus untuk memudahkan guru dan siswa mendapatkan bahan atau materi untuk kepentingan mengajar siswa. Portal ini bisa diakses melalui: http://belajar.kemdiknas.go.id. Berbeda dengan situs internet pada umumnya, portal rumah belajar ini lebih menekankan sisi interaktivitas antara pengguna yakni guru dan siswa dengan portal rumah belajar itu sendiri. Lewat portal rumah belajar, para guru dan siswa bisa mengakses bahan belajar serta berkomunikasi dan interaksi antar komunitas pendidikan. Portal ini juga bisa dimanfaatkan oleh pihak-pihak lain yang punya kemauan untuk belajar.
 "Diharapkan pengguna portal rumah belajar terus meningkat dari waktu ke waktu sehingga mampu membentuk komunitas. Dengan terbangunnya komunitas belajar melalui portal rumah belajar, nantinya konten dari portal ini bisa terus dikembangkan secara mandiri oleh para guru dan siswa yang aktif memanfaatkannya." kata Hasan.
Sementara itu, seiring aktifnya pengguna portal tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional akan bertindak sebatas inisiator, fasilitator, serta regulator.

 Fasilitas Kelas Maya
Sebagai media belajar yang berbasis on line, portal rumah belajar ini didesain untuk memudahkan lalu lintas aktivitas para penggunanya. Terdapat 3 (tiga) fasilitas yang bisa diakses oleh para guru dan siswa. Fasilitas itu adalah  Rancangan Pembelajaran,   Bahan Belajar, Aktifitas Belajar,  Bank soal dan Katalog Media.
Contohnya pada menu Rancangan Pembelajaran, guru dapat mendownload dan meng upload materi rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP). Silabus rancangan pembelajaran ini mengacu pada kurikulum inti, serta SK-KD yang dikembangkan oleh Pusat Kurikulum.
Untuk menu Bahan Belajar, guru dapat mengunduh multimedia pembelajaran seperti materi pokok, modul on line, animasi, simulasi, video, audio, dan buku elektronik. Tidak hanya itu, menu Bahan Belajar juga menyediakan katalog multimedia pembelajaran yang terdiri dari teks, grafis, foto, video, audio, dan animasi.
Contoh penggunaan fasilitas lainnya, yakni pada menu Bank Soal, para guru dan siswa bisa melihat berbagai macam soal sesuai mata pelajaran. Jika berminat untuk mengerjakannya, pengguna juga bisa langsung mengisikan jawaban untuk tiap-tiap soal. Seluruh pengerjaan soal nantinya bisa langsung dihitung nilainya secara real time setelah soal-soal selesai dijawab. Dari penghitungan tersebut, pengguna bisa segera berapa jumlah jawaban yang benar berikut durasi pengerjaannya. Inilah sisi interaktivitas yang ditawarkan oleh portal rumah belajar.
Semua menu dan fitur yang disajikan di portal ini memang dirancang khusus bagi para guru dan siswa untuk pengembangan aktivitas belajar dan mengajar dengan memanfaatkan kelebihan multimedia sehingga bisa menambah nilai interaktifitas pengguna.
Dengan adanya keterlibatan aktif penggunanya, portal kelas maya rumah belajar ini nantinya akan menjadi sarana yang sangat efektif untuk mendiskusikan beragam hal seputar dunia pendidikan. Semuanya tentu demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia. Dan bila anda merasa bosan, atau ingin mencoba sesuatu yang baru dalam hal belajar dan mengajar kelas maya ini bisa dicoba.
                                                                                                          (agus ponda/ganesha)

Kisah Seorang Guru & Murid Istimewa

Film Taare Zameen Par, ceritanya sangat inspiratif dan menggugah hati. Kisah hidup seorang guru berhati mulia. Mulia bukan karena semata berprofesi sebagai guru, tapi justru karena perilakunya yang patut digugu dan ditiru.
...............................
Mengapa demikian? Profesi guru itu mulia. Kemuliaan itu semakin tampak ketika perilaku guru berkiblat pada kebajikan. Kehidupannya memberi inspirasi serta mampu menyentuh kehidupan murid-muridnya. Seperti yang dilakukan guru Nikumbh pada Ishaan. Mengubah jalan kehidupan Ishaan dari masa suram menjadi masa-masa yang membahagiakan.

Ishaan merupakan korban dari sistem pendidikan yang egois. Melihat kesuksesan melulu dari satu sudut pandang saja, prestasi akademik yang gemilang. Ketika nilai akademik Ishaan memprihatinkan, sistem seakan hendak menjatuhkan vonis bahwa Ishaan bermasa depan suram.
Kepala sekolah maupun guru Ishaan sudah angkat tangan dengan kondisi Ishaan yang sangat payah dalam soal prestasi akademik. Naasnya, orang tua Ishaan pun selalu membandingkan Ishaan dengan kesuksesan kakaknya yang memang pintar secara akademik.
Tak ada yang paham ada keistimewaan khusus pada diri Ishaan. Jika tereksplorasi, keistimewaan inilah yang justru akan mampu menjadikan Ishaan jadi sosok unik nan spesial. From nobody to somebody. Anak malang ini pun dikeluarkan dari sekolahnya. Ishaan begitu sangat terasing.
Ishaan adalah anak istimewa, sehingga memang perlu dididik guru istimewa pula. Di tengah rasa keputusasaan atas nasibnya, hadir sosok manusia biasa yang melakukan hal luar biasa. Guru Nikumbh mencoba menguak misteri yang terjadi pada hidup Ishaan.
Totalitas dan kecintaan pada murid, kunci sukses seorang guru bisa menjadi sosok spesial di mata murid-murid. Setiap kata dan perbuatan guru itu mesti bijaksana. Eloknya jika data serta fakta ikut dihadirkan dalam menyampaikan suatu hal. Guru Nikumbh sangat detil mencermati profil pribadi Ishaan.
Guru Nikumbh mengenali Ishaan sebagai siswa berkebutuhan khusus. Ishaan punya masalah disleksia. Hal itu ditemukan pada buku catatan dan apa yang terjadi di masa lalu Ishaan. Bukti yang cukup valid untuk mengetahui sumber persoalan utama yang dihadapi Ishaan.
Salah satu episode menarik dari film itu, ketika Nikumbh mencoba membahas persoalan Ishaan dengan orang tuanya. Nikumbh tak gentar untuk berdebat dengan orang tua Ishaan karena punya banyak bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
Dia tampilkan dirinya sebagai sosok yang tak sok tahu. Dia hindari sikap "merasa" paling benar. Argumentasinya cerdas dan bernas, lengkap dengan semua produk karya tulis dan hasil lukisan Ishaan. Berapa banyak guru yang bisa sadarkan orang tua untuk lebih kenal dengan kehidupan anaknya? Tak banyak, tapi yakinlah pasti ada.

Karena Cinta
Kalau bukan karena cinta pada sang murid, mustahil seorang guru datang ke rumah orang tua siswa yang jaraknya ratusan bahkan ribuan kilometer. Kalau bukan karena kesungguhan hati, sang guru pasti akan kehabisan akal serta kesabaran duluan sebelum persoalan berat yang menimpa muridnya dituntaskan.
Guru Nikumbh sadar sepenuhnya, Ishaan punya persoalan disleksia yang turut memengaruhi prestasi akademiknya. Satu lagi, Ishaan tetaplah sosok istimewa andai diberi kesempatan untuk menunjukkan potensi terbaik dari dirinya.
Guru itu hebat bukan hanya karena dia lulusan terbaik dari kampusnya. Guru itu hebat bukan karena melulu dia raih banyak gelar sebagai guru teladan. Belum tentu juga guru yang lulus sertifikasi digelari guru hebat. Jika dia tak mampu bakar semangat murid untuk belajar, tahan dulu anggap dirinya guru hebat.
Guru hebat, dia mampu memotivasi serta menyadarkan murid untuk apa dan untuk siapa dia belajar dalam kehidupan ini. Kesannya begitu melangit. Tapi bagi guru seperti Nikumbh, hal itu bisa dipraktikkan. Dia bercerita tentang sosok-sosok hebat semacam Einstein, Pablo Picasso, Leonardo Da Vinci, serta tokoh hebat lainnya.
Dia tak hanya sekadar bercerita tentang kisah sukses tokoh-tokoh itu. Tapi cerita tentang kepayahan mereka dalam hal membaca, menulis, berhitung, serta gagalnya menunjukkan prestasi akademik yang tak menghalangi kecemerlangan mereka menjadi bintang di bidang spesialisasinya. Itulah guru hebat. Ishaan, mulai tersadar hidup itu mesti terus berjalan. Perbaiki sisi lemah dari diri kita, dan berlatihlah terus untuk menunjukkan prestasi terbaik.
Guru Nikumbh menulis di papan tulis, satu demi satu huruf ditulis dari kanan ke kiri. “HMBUKIN RAKNAHS MAR IS EMAN YM”. Ayo dibaca apa? Bingung? Guru Nikumbh lantas membawa sebuah cermin dan mendekatkan cermin itu pada tulisan yang dibuatnya. Semua siswa girang bukan kepalang karena bisa membaca tulisan itu dengan jelas, “MY NAME IS SHANKAR RAM NIKUMBH”. Thinking out of the box, cara mengajarnya pun kreatif dan sangat kontekstual dengan kehidupan murid.
Di satu kesempatan, Ishaan begitu sangat dimanjakan dengan cara mengajar guru Nikumbh. Dia bisa jawab pertanyaan guru Nikumbh, lantas kata-kata tulus meluncur dari guru Nikumbh mengapresiasi jawaban Ishaan. Sesuatu yang sangat jarang diberikan oleh guru-guru sebelumnya. Dia merasa sangat istimewa di mata guru Nikumbh. Rasa percaya dirinya berangsur pulih. Terlebih ketika Nikumbh dengan segenap rasa cinta mengajari Ishaan belajar membaca, menulis, dan berhitung. Hal istimewa yang dilakoni dua manusia spesial.
Adegan yang paling menguras emosi di film itu hadir, ketika Ishaan mengikuti lomba melukis di sekolahnya. Lama ditunggu sang guru, Ishaan baru datang di saat peserta lain sudah mulai melukis. Ishaan lalu mulai melukis, begitu pun dengan guru Nikumbh.
Setelah selesai melukis, Ishaan segera menyerahkan hasilnya ke guru Nikumbh. Guru Nikumbh sangat takjub dengan hasil lukisan Ishaan. Bahkan ketika Nikumb masih terpesona mencermati lukisan itu, Ishaan mencoba lebih dekat untuk melihat apa yang dilukis gurunya. Dia sangat penasaran akan hal itu.
Ternyata sebuah lukisan indah yang menampilkan sosok dirinya yang sedang tersenyum bahagia. Ishaan berdiri mematung tak mampu berkata-kata. Mereka saling bertatapan, tak ada sepatah kata pun meluncur dari bibir mereka. Hanya ada rasa haru yang membuncah. Rasa haru yang tak sempat membuat Ishaan menangis bahagia.
Semua hadirin berdiri dan bertepuk tangan, ketika nama Ishaan Nandkishore Awasthi dari kelas 3D disebut sebagai pemenang lomba lukis. Sang juara berjalan digandeng sang guru untuk menerima penghargaan.
Sesaat setelah menerima penghargaan, Ishaan langsung berlari memeluk Nikumbh. Mereka saling berpelukan dan menitikkan air mata. Pelukan dan air mata yang punya banyak arti bagi Ishaan dan Nikumbh.
Itulah saat yang paling mengharukan bagi siapa saja yang menyaksikan adegan tersebut. Adegan yang mengabarkan tentang kuatnya ikatan cinta yang melandasi hubungan di antara murid dengan guru.
Itulah perasaan cinta sang guru, yang bisa melakukan apa pun yang terbaik untuk muridnya. Dialah manusia pilihan, yang bersedia menjadi pijakan bagi kesuksesan dan kebahagiaan murid-muridnya. Kapan terakhir kita menyaksikan adegan mengharukan seperti ini? Saya sangat merindukan hadirnya sosok guru seperti Nikumbh. Bagaimana dengan Anda?
(dari tulisan Asep Sapa'at, teacher trainer di Sekolah Guru Indonesia)

Minggu, 04 November 2012

Kisah Seorang Guru dan Dua Muridnya

Alkisah di sebuah negeri hidup seorang guru silat yang sudah sangat tua. Ia mempunyai dua murid yang masing-masing memiliki tingkat keseriusan, semangat, dan keuletan belajar silat yang sama.
......................................................
Untuk mewariskan perguruannya, ia harus memilih yang terbaik dari keduanya.
Pertandingan di antara mereka pun dilakukan. Namun, beberapa kali adu kekuatan selalu berakhir dengan seimbang. Mereka ternyata mampu menyerap ilmu yang sama dari si guru silat. Selain itu, keduanya juga sering berlatih bersama-sama sehingga masing-masing sudah mengetahui kelebihan dan kekurangannya.
Untuk mengetahui mana di antara mereka yang lebih baik dan lebih cerdik, guru tersebut terpaksa menggunakan cara lain.

Suatu tengah malam, guru tersebut memanggil kedua muridnya dan memberi mereka tugas,
"Besok pagi kalian pergilah ke hutan mencari ranting pohon. Siapa yang pulang dengan hasil yang terbanyak, dialah yang keluar sebagai pemenang."
Sambil menarik napas panjang sang guru memperhatikan kedua muridnya yang sedang mendengarkan dengan serius kemudian ia melanjutkan,
"Waktu yang tersedia untuk kalian adalah jam lima pagi sampai jam lima sore."
Kemudian guru tersebut mengambil sesuatu dari bawah meja dan berkata,
"Ini adalah dua bilah parang yang dapat kalian gunakan, ada pertanyaan?"
Karena merasa tugas yang diembankan kepada mereka mudah, mereka pun serempak menjawab,
"Tidak."
"Baiklah kalau begitu, sekarang, kalian cepatlah beristirahat dan besok bangun lebih pagi," Nasihat sang guru.
Mendapat tugas yang baru ini, di benak murid yang pertama langsung terbayang bahwa keesokan harinya ia harus bekerja lebih keras dan lebih serius karena waktunya terbatas. Ia terlalu terfokus pada waktu, yakni harus berangkat jam 5 tepat, tidak boleh kurang satu detik pun dan pulang jam 5 sore, tidak boleh lebih. Setelah yakin dengan waktunya, ia pun pergi tidur.
Dengan tugas yang sama, murid kedua lebih terfokus pada pekerjaan yang harus dilakukannya. Ia langsung memeriksa parang yang disediakan oleh gurunya, dan ternyata parang tersebut adalah parang tua yang sudah tumpul.
Maka, ia pun memutuskan, besok sebelum berangkat ia akan mencari batu asah untuk mengasah parangnya agar menjadi tajam dan siap digunakan. Dengan parang yang lebih tajam, hasil yang sama dapat diperoleh dengan upaya yang lebih sedikit, pikirnya.
Tantangan kedua yang terbayang di benaknya adalah bagaimana cara membawa ranting pohon lebih banyak secara efisien dan efektif? Sementara temannya sudah tertidur lelap, ia masih mondar-mandir di depan kamarnya, memikirkan cara terbaik untuk membawa ranting dengan jumlah lebih banyak. Setelah berpikir cukup lama dan mempertimbangkan berbagai kemungkinan, ia memutuskan untuk menyiapkan tali pengikat dan tongkat pikulan sebelum berangkat keesokan harinya.
Dengan memikul ranting menggunakan tongkat pikulan. Paling tidak, ia bisa membawa dua ikat besar ranting-satu di depan dan satu lagi di belakang, itu berarti dua kali lipat lebih banyak dibandingkan memanggulnya. Dengan perasaan puas, ia pun pergi tidur.
**
Keesokan harinya, murid pertama yang sudah berencana akan bekerja keras, bangun tepat waktu dan langsung berangkat ke hutan.
Sementara itu, murid kedua masih tidur karena terlambat tidur memikirkan strategi. Tepat jam enam pagi, murid kedua bangun. Sesuai rencana, ia segera mencari batu asah dan mengasah parangnya sampai benar-benar tajam. Kemudian ia mencari tali dan tongkat pikulan. Setelah semua perlengkapan siap, ia segera berangkat ke hutan, jam menunjukkan pukul tujuh lebih.
Ketika jam menunjukkan pukul satu siang, murid kedua sudah berhasil mengumpulkan ranting cukup banyak. Ia segera mengikatnya menjadi dua dan memikulnya pulang. Sesampainya di rumah, diserahkannya ranting-ranting tersebut kepada gurunya. Ia berhasil mendapat banyak ranting dan pulang lebih cepat.
Sementara itu, murid pertama, karena tidak mengasah parangnya, harus menggunakan waktu dan energi yang lebih besar untuk memotong ranting pohon. Dengan demikian ia juga memerlukan waktu yang lebih banyak untuk beristirahat karena kelelahan. Belum waktu yang ia gunakan untuk mencari tali pengikat. Selain itu, dengan caranya membawa ranting kayu yang dipanggul di pundaknya, jumlah yang bisa dibawanya juga terbatas.
Apa yang bisa dijadikan renungan dari kisah tadi?
Terkadang para guru terbelenggu oleh kerutinan kerja sehari-hari, sehingga lupa "mengasah parang" yang berupa belajar, ikut pelatihan, training, mengadakan meeting, briefieng pagi dan lain-lain.
Padahal kegiatan di atas yang menurut kita "buang waktu" tersebut justru merupakan sarana ampuh untuk meningkatkan dan mengembangkan skill, knowledge, dan attitude kita.
Pelatihan, training, meeting, briefieng, pengarahan atau belajar pada dasarnya adalah bertujuan untuk "memudahkan" pekerjaan kita sehari-hari.
Bukankah mengasah parang selama 3 menit sangat tidak berarti saat kita harus menebang pohon selama 3 jam?!
                                                                                  (ganesha/sumber: Djodi I /andri W/nt)

Jangan Sembarangan Menghapus Pelajaran Bahasa Inggris


Rencana Kemendikbud menghapus pelajaran Bahasa Inggris di Sekolah Dasar pada tahun  ajaran 2013/2014, menimbulkan kekhawatiran banyak guru Bahasa Inggris SD.
.............................................
Hal tersebut diungkapkan Dadang M. Rochlik, salah seorang guru SMP di Kabupaten Ciamis.
"Banyak guru yang mengadu ke saya soal rencana itu (penghapusan). Saya sendiri memang sudah pernah mendengar berita itu. Banyak guru SD yang terkejut," kata Dadang. 
Seperti diberitakan sebelumnya, Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Musliar Kasim mengatakan, mata pelajaran ini ditiadakan untuk siswa SD karena untuk memberi waktu kepada para siswa dalam memperkuat kemampuan Bahasa Indonesia sebelum mempelajari bahasa asing.
Ia menegaskan bahwa aturan ini harus diikuti oleh semua sekolah. Namun, jika ada sekolah yang menjadi-kan mata pelajaran Bahasa Inggris sebagai mata pelaja-ran tambahan, itu merupa-kan persoalan lain dan akan dipertimbangkan lagi.
"Sekolah harus ikuti ini, kalau dijadikan tambahan itu persoalan lain. Akan tetapi, untuk sekolah negeri, jelas tidak boleh," ujar Musliar.


Perhatikan Dampaknya
Dadang mengingatkan, bahwa penghapusan Bahasa Inggris di SD tak boleh sembarangan.
"Persoalanannya tak segampang itu. Pemerintah pusat harus paham kondisi sebenarnya di daerah," kata lelaki yang akrab dengan panggilan Dang’Q ini.
Lanjutnya, di daerah banyak pelajaran Bahasa Inggris SD yang diberikan guru-guru sukwan, bahkan guru yang sudah bersertifikasi pun  mengajarkannya.
"Perhatikan itu, mereka misalnya para sukwan, sudah lama mengabdi salah satunya memberi pelajaran Bahasa Inggris, juga guru bersertifikasi." kata Dadang. “Mereka akan kehilangan jam ngajar,” sambungnya.
Dadang menghimbau sebaiknya rencana itu ditinjau ulang sebelum pusat memahami permasalahan di daerah.
”Efek dominonya akan besar. Mereka berharap, pejabat daerah memahami kekhawatiran itu dan memberi masukan ke pusat agar ada solusi terbaik jika itu terjadi,” pesan Dadang.

Tak Setuju
Reaksi ketidaksetujuan kepada pendapat Wamendikbud Musliar Kasim, bahwa mata pelajaran Bahasa Inggris ditiadakan untuk siswa SD untuk memberi waktu kepada para siswa dalam memperkuat kemampuan bahasa Indonesia sebelum mempelajari bahasa asing, juga datang dari daerah lain.
Dari Rengasdengklok Selatan, Jabar, Kepala SDN Rengasdengklok Selatan III, Mokh Khalimi, S.Pd., kepada Pasundan Ekspres mengatakan rencana penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris di kurikulum Sekolah Dasar (SD) kurang wajar dan perlu dipertimbangkan lagi. Pasalnya, dalam dunia serba modern, semua teknologi yang beredar dan semakin berkembang menggunakan bahasa Inggris.
“Bahasa Inggris yang saat ini menjadi bahasa dunia diperlukan siswa SD agar dapat mengetahui dasar-dasar bahasa tersebut,” ujar Mokh Khalimi.
Dikatakannya, memang benar ketika siswa mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris di bangku SD itu belum bisa menjadi suatu patokan bagi siswa tersebut. Sehingga banyak siswa yang memilih untuk kursus bahasa Inggris di luar jam pelajaran sekolah, namun semua itu belum tentu siswa yang ada di bangku SD mampu untuk kursus di luar jam sekolah.
"Ketika Kemendikbud ingin mengeluarkan keputusan tersebut, kami selaku pihak sekolah akan menjalankan keputusan tersebut. Hanya perlu dipertimbangkan lagi, karena untuk belajar bahasa Inggris jangan dilihat dari situasi atau failed project. Sebab tidak semuanya siswa yang ada di tingkat SD mampu mengikuti kursus.  Bagaimana dengan siswa yang keberadaan orang tuanya tidak mampu untuk membiayai anaknya?” ucapnya kepada Pasundan Ekspres.
Lanjut Khalimi, keberadaan pelajaran Bahasa Inggris yang ada di SD bukan membahas tentang Grammar, tapi hanya lebih mengutamakan pengalaman membaca atau kosakata dalam hal-hal dasar. Minimal ketika mendapatkan pengetahuan tersebut, ada kebiasaan yang terjadi saat berada di usia dini.
Seharusnya kata dia, sebelum diambil keputusan dilakukan penelitian. Jangan melihat dari kondisi sekolah dasar yang berada di pusat kota atau kecamatan-kecamatan yang berada di dalam perkotaan. Tapi harus dilihat bagaimana sekolah di pelosok desa.
"Khususnya di Jawa Barat saja, masih ada anak yang sekolahnya di pelosok desa. Baik itu di pinggir laut maupun di gunung. Sehingga jauh dari aktifitas yang ada di  kota. Jangkauan untuk menempuh ke kota pun memerlukan waktu yang banyak,” tuturnya.
Masih kata Khalimi, walaupun tidak lancar seperti yang didapatkan di tempat kursus, minimal dengan adanya pembekalan di sekolah dasar bisa memberikan nilai tambah.
“Saya rasa dengan adanya kursus itu bukan tanggung jawab sekolah tapi itu karena keinginan dari orang tua mereka sendiri. Kami berharap Bahasa Inggris yang saat ini sedang diajarkan di kalangan sekolah dasar tidak dihapus oleh Kemendikbud,” pungkasnya.

Uji Publik Dulu
Menanggapi rencana penghapusan pelajaran Bahasa Inggris di SD, Mendikbud Muhammad Nuh, mengaku hingga kini sebenarnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) belum menentukan sikap.
Rencana tersebut baru tahap wacana. Namun, Mohammad Nuh mengisyaratkan akan menghapusnya karena mata pelajaran Bahasa Inggris di SD belum bisa jadi patokan.
"Masih diskursus. Tapi kemungkinan untuk itu ada dan terbuka. Sebelum diputuskan mata pelajaran dan kurikulumnya, kami uji publik dulu. Karena hasil diskusi kan belum bisa dijadikan pegangan," kata Mohammad Nuh di kantornya, Kamis lalu.
(Agus Ponda/jps/ganesha)

Ini Syarat-syarat Menjadi Wali Kelas yang Baik

Wali kelas memang bukan jabatan yang strategis, namun kinerja wali kelas akan berdampak besar bagi anak didik maupun sekolah. Untuk itu dalam menentukan guru sebagai wali kelas tentu seorang kepala sekolah maupun wakasek kurikulum tidak akan main comot saja. Guru calon wali kelas akan dilihat baik kemampuan administratif maupun faktor-faktor lain. Sayangnya tanggung jawab wali kelas yang begitu besar tidak mendapatkan perhatian artinya honorarium selaku wali kelas umumnya masih kecil.
................................................
Dari awal mengajar tahun  2000 sampai sekarang jabatan wali kelas di sebuah SMP negeri  selalu melekat sebagai tugas tambahan yang diberikan sekolah pada, sebut saja, Ibu Sinta.  Selama 11 tahun Ibu Sinta  telah banyak menjalani suka duka menjadi wali kelas. Dari yang terenak (misalnya diberi ikan karena mayoritas orang tua siswa adalah sebagai nelayan) hingga yang tidak enak (dicari orang tua siswa karena anaknya bandel, minta tolong dan nitip anaknya).

Menurut Ibu Sinta  selama itu ia banyak merenung, menelisik diri, belajar dan terus belajar bagaimana menjadi wali kelas yang baik.   “Sebelas tahun memberi banyak pengalaman bagaimana menjadi wali kelas yang baik,” ujar Ibu Sinta. Apa saja syarat menjadi wali kelas yang baik menurut Ibu Sinta?

1. Perasaan Sayang
Rasa sayang menjadi  hal yang sangat penting untuk menjadi wali kelas. Jika rasa sayang guru sebagai wali di sekolah tembus pada anak didik kita, maka akan timbul simpati dan empati. Hal ini akan sangat berdampak pada kejiwaan anak-anak. Dengan perasaan sayang mampu mengatasi permasalahan yang terbilang rumit bahkan kesulitan dan problematika anak yang tidak disampaikan ke orang tuanya karena berbagai alasan akan mampu dicurhatkan ke guru wali kelasnya. Problematika yang disembunyikan anak akan dapat teratasi karena kerja sama dengan walikelas melalui bimbingan dan arahan.

2. Bertanggung Jawab
Beraneka ragam tanggung jawab yang harus dipikul seorang guru wali kelas mulai dari manajemen administrasi kelas sampai dengan administrasi sekolah yaitu berupa limpahan tanggung jawab untuk menarik dan mengumpulkan iuran anak-anak misalnya uang untuk kegiatan kesiswaan. Guru wali kelas mendapat mandat dari sekolah untuk mengelola kelas serta dari orang tua untuk ikut memimbing dan mengawasi selama mengikuti kegiatan KBM di sekolah. Jelas tidaklah ringan yang harus dilakukan seorang wali kelas. Untuk itu tanpa memiliki rasa tanggung jawab akan menjadi mustahil terciptanya harapan sesuai dengan keinginan sekolah serta orang tua.

3. Terbuka
Untuk menciptakan suasana keterbukaan, maka seorang wali kelas harus mampu membawa permasalahan yang dihadapi kelas diselesaikan secara terbuka dengan mengkaji permasalahan yang dihadapi. Menyelesaikan masalah tanpa membedakan anak satu dengan yang lainnya serta tanpa menutup-nutupi, artinya yang benar dikatakan benar yang salah dikatakan salah. Apabila berlaku tidak adil, maka akan terdapat kelompok-kelompok siswa yang biasanya akan sulit mengambil keputusan bersama karena masing-masing kelompok akan mencari kebenaran sendiri- sendiri.

4. Disiplin dan Tepat Waktu
Menerapkan disiplin dan tepat waktu membutuhkan suatu sikap serta kesabaran. Bagaimana tidak? Di dalam kelas terdapat individu-individu yang terdiri dari karakter yang berbeda-beda oleh karena itu masing-masing siswa juga berbeda. Ada siswa yang sudah terbentuk kedisiplinannya di lingkungan keluarganya, namun tidak jarang yang terbiasa hidup bebas.
Rendahnya sikap disiplin pada siswa akan tercermin pada saat-saat guru wali kelas meminta biodata untuk diisikan dalam data siswa. Pada saat mengumpulkan buku rapot, pada saat kelas mengadakan iuran-iuran dan banyak hal yang dapat digunakan sebagai patokan pada anak yang disiplin atau tidak. Dengan sikap wali kelas yang selalu tidak memberikan ruang waktu /tenggang diharapkan mampu merubah sikap anak yang kurang disiplin atau tidak disiplin menjadi disiplin.

5. Konsisten dalam Mengambil Keputusan
Permasalahan di kelas sering muncul tanpa disengaja misalnya jadwal piket yang tidak diterapkan seperti yang sudah ditentukan bersama. Bahkan sering juga dijumpai adanya konflik dengan guru pengajar di kelas (biasanya disebabkan oleh suasana KBM yang kurang mendukung) sehingga guru tidak mau mengajar di kelas. Hal-hal seperti itulah yang harus dibicarakan bersama dengan anak-anak di kelas sehingga permasalahan tidak meluas. Apabila tidak ditemukan jalan pemecahannya, maka guru wali kelas harus mengambil keputusan secara adil, namun secara konsisten memegang teguh pada keputusan yang telah diambil.

6. Bijaksana
 Agar kita dapat bersikap bijaksana, maka dalam melihat setiap permasalahan dengan melihat dari banyak sisi, di mana terkadang dari sisi yang satu baik artinya tidak ada kendala, namun di sisi yang lain akan membawa dampak yang luas untuk masa yang akan datang. Misalnya kasus perkelahian antar teman sekelas, jika dilihat dari sisi manapun perkelahian tetap salah, namun selaku wali kelas harus mampu melihat sisi-sisi lain dari timbulnya perkelahian ini agar tidak terulang lagi.

7. Mau Mendengarkan
Dengan mendengarkan anak didik, maka akan menjadi jalan dalam menemukan titik terang dari adanya konflik-konflik kecil di kelas. Di samping itu adanya keinginan-keinginan anak yang perlu dibimbing dan diarahkan serta memudahkan dalam mencari solusi atas problematika yang dihadapi anak didik. Karena dengan menjadi pendengar yang baik, maka si anak akan terbuka dalam mengutarakan pendapatnya serta mau mendengarkan juga atas nasehat-nasehat yang kita berikan. Dengan mendengarkan keluh kesahnya, suka citanya, maka akan terjalin komunikasi dua arah yang saling menguntungkan sehingga rasa sayang layaknya orang tua kepada anaknya akan tumbuh dan berkemang, hingga mampu menjadi bahan evaluasi maupun perbaikan diri pribadi ke arah yang positif.

8. Mampu Memberi Wawasan dan Wacana
Minimnya pengetahuan, rendahnya kualitas sosial dan ekonomi mengakibatkan sempitnya wawasan dan wacana kehidupan ke arah depannya, sehingga akan cenderung memikirkan sesaat bukan sebaliknya yaitu dampak untuk masa-masa yang akan datang. Dengan minimnya wawasan dan wacana, maka akan timbul pola hidup yang simpel bahkan akan cenderung mudah pasrah dengan keadaan, tanpa suatu usaha dan kerja yang sungguh-sungguh. Misalnya rendahnya wawasan akan pentingnya pendidikan, akan mengakibatkan anak malas untuk sekolah dan rendahnya motivasi belajar anak.

9. Mampu Mengontrol, Mengevaluasi, dan Memperbaiki
Kontrol kepada anak didik tidak harus dengan mengintai tingkah lakunya sehari-hari, namun bisa dilakukan dengan menjalin komunikasi dengan anak. Atau melihat perkembangan anak maupun menjalin komunikasi dengan orang tua.
Evaluasi dapat dilakukan dengan mengajak secara bersama-sama apa-apa saja yang telah dilakukan, dan apa yang harus dilakukan serta bagaimana cara melakukan  agar semua kepentingan yang berbeda-beda tercover semua. akhirnya semua dengan sadar akan melakukan penilaian guna perbaikan, baik itu bersifat personal maupun bersifat untuk kepentingan bersama.
                                                                                                            (ganesha/blogkepakus/nt)